Tuesday, January 10, 2012

MANAJEMEN WAKTU, PELAKSANAAN DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENANGKAPAN IKAN


MANAJEMEN
WAKTU, PELAKSANAAN DAN BIAYA OPERASIONAL
PADA PENANGKAPAN IKAN

A. LATAR BELAKANG





Sasaran utama dari setiap usaha penangkapan ikan di laut dengan menggunakan alat tangkap apapun adalah suatu keberhasilan usaha penangkapan ikan, yaitu nelayan yang bersangkutan mampu menangkap ikan sebanyak mungkin sehingga hasilnya dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan juga mampu mendapatkan keuntungan berupa ikan tangkapan maupun hasil penjualan dari ikan tangkapan tersebut. Realisasi dilapangan menujukkan bahwa usaha penangkapan ikan tidak selalu mendapatkan hasil yang diharapkan.
Usaha penangkapan ikan laut merupakan usaha yang tingkat kegaglannya cukup tinggi (High Risk), kenyataan yang demikian mengindikasikan bahwa setiap nelayan senantiasa diharapkan pada masalah kegagalan usaha. Ada beberapa faktor penyebab kegagalan, diantaranya adlah metode penangkapan ikan yang masih konvensional, mengandalkan gejala alam, kurang cermat dalam memperhitungkan keberhasilan yang sebenarnya dapat diupayakan. Disamping itu dengan tingkat kepadatan tangkap yang semakin tinggi maka resiko kegagalan akan semakin tinggi pula (Nikijuluw dkk, 2001).
B. MELAKUKAN PENANGKAPAN IKAN
Secara garis besar alat tangkap dapat dibedakan dari segi kemampuan usaha (permodalan), jangkauan area penangkapan serta jenis alat penangkap yang digunakan. Demikian pula bahwa nelayan yang merupakan sumberdaya utama dalam melakukan kegiatan operasi dapat dibedakan pula antara nelayan skalla kecil (small scale fishery), skalla menengah (medium scale fishery) dan nelayan skalla besar (large scale fishery). Diperkirakan jumlah alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan Indonesia mencapai 250 jenis, dari jumlah ini 90% adalah merupakan alat penangkap ikan tradisional, sedangkan sisanya dapat dikatagorikan sebagai alat penngkap modern atau semi modern.
Timbulnya banyak jenis alat tangkap tersebut karena lautan Indonesia yang beriklim tropis, kondisi dan topografi dasar perairan daerah satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Secara umum kegiatan usaha penangkapan terhadap jenis-jenis sumberdaya perikanan dapat dikemukakan sebgai berikut :
- Untuk udang
- Untuk ikan tuna dan sejenisnya serta ikan pelagis besar lainnya
- Untuk ikan pelagis kecil
- Untuk ikan demersal
- Untuk ikan dan biota perairan karang
C. MENGENAL ALAT PENANGKAP IKAN
1. Pukat Udang (Shrimp Trawl)
Pukat udang adalah jenis jaring berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle Excluder Device/TED, tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor.
2. Pukat Ikan (Fish Net)
Pukat Ikan atau Fish Net adalah jenis penangkap ikan berbentuk kantong bersayap yang dalam operasinya dilengkapi (2 buah) papan pembuka mulut (otter board), tujuan utamanya untuk menangkap ikan perairan pertengahan (mid water) dan ikan perairan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya ditarik melayang di atas dasar hanya oleh 1 (satu) buah kapal bermotor.
3. Pukat Kantong (Seine Net)
Pukat Kantong adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yg terbuat dari jaring & terdiri dari 2 (dua) bagian sayap, badan dan kantong jaring. Bagian sayap pukat kantong (seine net) lebih panjang dari pada bagian sayap pukat tarik (trawl). Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap berbagai jenis ikan pelagis, dan demersal. Pukat Kantong terdiri dari Payang, Dogol dan Pukat Pantai.
4. Pukat Cincin (Purse Seine)
Pukat cincin atau jaring lingkar (purse seine) adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang atau trapesium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali kolor bagian bawah jaring dapat dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung di dalam jaring.
5. ]aring Insang (Gillnet)
Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung pada tali ris atas dan sejumlah pemberat pada tali ris bawah. Ada beberapa gill net yang mempunyai penguat bawah (srampat/selvedge) terbuat dari saran sebagai pengganti pemberat. Tinggi jaring insang permukaan 5-15 meter & bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium terbalik, tinggi jaring insang pertengahan 5-10 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang serta tinggi jaring insang dasar 1-3 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium. Bentuk gill net tergantung dari panjang tali ris atas dan bawah.
Gambar 1. Alat Penangkapan Gill Net

6. Jaring Angkat (Lift Net)
Jaring angkat adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring persegi panjang atau bujur sangkar yang direntangkn atau dibentangkan dengan menggunakn kerangka dari batang kayu atau bambu (bingkai kantong jaring) sehingga jaring angkat membentuk kantong.
7. Pancing (Hook and Lines)
Pancing adalah alat penangkapan ikan yang terdiri dari sejumlah utas tali dan sejumlah pancing. Setiap pancing menggunakan umpan atau tanpa umpan, baik umpan alami ataupun umpan buatan. Alat penangkapan ikan yang termasuk dalam klasifikasi pancing, yaitu rawai (long line) dan pancing.
Gambar 2. Hook and Lines
8. Perangkap (Traps)
Perangkap adalah alat penangkapan ikan berbagai bentuk yang terbuat dari jaring, bambu, kayu dan besi, yangg dipasang secara tetap di dasar perairan atau secara portable (dapat dipindahkan) selama jangka waktu tertentu. Umumnya ikan demersal terperangkap atau tertangkap secara alami tanpa cara penangkapan khusus.
9. Alat Pengumpul Rumput Laut (Sea Weed Colector)
Alat pengumpul rumput laut adalah alat yg digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan rumput laut, terdiri dari pisau, sabit dan alat penggaruk. Pengumpulannya dilakukan dengan menggunakan tangan dan pisau atau sabit sebagai alat pemotong dan alat penggaruk sebagai alat pengumpul rumput laut. Hasil potongan rumput laut dimasukkan ke dalam keranjang.
10. Muroami
Muroami adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yg terbuat dari jaring dan terdiri dari 2 (dua) bagian sayap yg panjang, badan dan kantong jaring (cod end). Pemasangannya dng cara menenggelamkan muroami yang dipasang menetap menggunakan jangkar. Pada setiap ujung bagian sayap serta di sisi atas kedua bagian sayap dan mulut jaring dipasang pelampung bertali panjang. Untuk menarik jaring ke arah belakang, menggunakan sejumlah perahu/kapal yg diikatkan pd bagian badan dajn kantong jaring. Muroami dipasang di daerah perairan karang untuk menangkap ikan-ikan karang.
11. Alat Tangkap Lain-Lain (Others)
Lain-lain adalah alat penangkap ikan lainnya yang belum termasuk dalam klasifikasi alat penangkap ikan di atas.
D. KONSEP MANAJEMEN KAPAL PENANGKAP IKAN
Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Dari definisi tersebut diatas maka dapat diperluas pengertiannya bahwa manajemen kapal penangkapan ikan itu adalah bagaimana mengatur kapal penangkap ikan untuk melakukan fungsinya dari berbagai pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi manajemen kapal penangkap ikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pemeliharaan dan pelepasan sumberdaya manusia agar tercapai tujuan yang diharapkan.
Beberapa pandangan penting yang harus diperhatikan bila kita menginginkan manajemen kapal penagkap ikan dapat berlangsung dengan baik harus mempertimbangkan antara lain :
1. Pendekatan sumberdaya manusia
Martabat dan kepentingan hidup manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan mereka layak dan sejahtera. Dengan memperhatikan akan kehidupan mereka layak dan sejahtera maka tidak akan menggangu tugas-tugas bagi setiap manusia yang terlibat dalam kegiatan operasi penangkapan.
2. Pendekatan manajerial
Kerja sama antar departemen yang terkait dalam melakukan tugastugas dalam suatu organisasi sangat diperlukan, dimana satu dengan yang alin saling memenuhi, melengkapi bahkan saling mengoreksi. Pendegelasian tugas dan tanggung jawab bagi setiap manajer terhadap bawahannya sangat diperlukan, yang pada akhirnya diharapkan pengoperasian kapal penangkap ikan dapat mencapai tujuan.
3. Pendekatan sistem
Secara umum sistem yang dimaksud adalah organisasi yang merupakan sistem yang lebih besar, oleh karena itu manajemen suatu organisasi harus dievaluasi dengan kreteria besarnya konstribusi yang dibuat oleh organisasi. Model manajemen diperlukan suatu sistem yang terbuka dimana masing-masing bagian atau departemen saling berhubungan. Masing-masing bagian saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.
4. Pendekatan proaktif
Manajemen meningkatkan konstribusinya kepada para karyawan, kemudian manajer dan organisasi melalui antisipasinya terhadap masalah-masalah yang akan timbul. Bila hal ini tidak dilakukan, maka upaya-upaya reaktif perlu diambil, dan ini berarti pemecahan masalah-masalah menjadi lebih sulit dan perusahaan bisa kehilangan berbagai kesempatan
5. Pendekatan prioritas
Manajemen selalu dan senantiasa diperhadapkan pada suatu persoalan yang sulit jika muncul beberapa masalah yang bersamaan, inilah saatnya pihak manajemen harus mengambil keputusan yang bijak dengan memperhatikan tingkat prioritas penyelesaiannya. Jika hal ini dilakukan dengan bijaksana maka organisasi dan seluruh sistem akan berjalan dengan lancar.
Menghitung eksploitasi kapal per trip Besar biaya yang harus dipikul oleh sebuah kapal yang hendak melakukan operasi penangkapan ikan tergantung dari : Biaya tetap dan biaya yang tidak tetap artinya biaya tetap itu seperti biaya penyusutan kapal dan alat tangkap, sedangkan biaya tidak tetap / berubah-ubah itu seperti jumlah bahan bakar, makanan, dlsb. Untuk itu besarnya biaya ditentukan seperti jarak tempuh kapal dalam pelayaran menuju fishing ground, besar mesin penggerak kapal, lama waktu operasi/trip dan biaya-biaya lainnya. Jika sebuah kapal penangkap ikan dimana biaya total eksploitasi (TC) yang dikeluarkan sama dengan hasil yang diperoleh (TR) maka kapal tersebut sudah tidak menguntungkan. Tentu yang menjadi harapan setiap nelayan yang kelaut keuntungan atau membawa hasil uang.
E. MENENTUKAN DAERAH PENANGKAPAN
Salah satu persiapan dalam merencanakan operasi penangkapan adalah menentukan daerah penangkapan. Tujuan dan sasaran ikan yang akan ditangkap juga menjadi satu pertimbangan alat tangkap yang akan digunakan.
Contoh dalam penangkapan udang, maka alat penangkapan yang digunakan adalah trawl udang (shrimp trawl), sebelum melakukan operasi penangkapan (setting dan hauling jaring), maka menentukan daerah penangkapan menjadi faktor yang sangat penting, jika salah maka resiko akan menjadi persoalan.
Menentukan daerah penangkapan udang pertimbangannya bahwa dasar perairan harus rata, bentuk dasar lumpur atau lumpur berpasir. Jika tidak rata maka kemungkinan alat tangkap trawl akan mengalami kesulitan bergerak dan bahkan bisa hilang karena tersangkut perairan yang tidak rata itu.
Jadi perlu kita mengetahui habitat dan behavour, migrasi serta jumlah ikan yang akan ditangkap. Monitoring membuat laporan daerah dan hasil tangkapan Setiap perusahan perikanan mempunyai bentuk dan sistem yang berbeda-beda. Artinya bahwa laporan hasil tangkap misalnya harus segera dillaporkan sesuai bentuk laporan yang telah disediakan oleh instansi, dimana satu dengan yang lain mempunyai bentuk laporan sendiri.
Pada umumnya isi dari laporan hampir mempunyai kesamaan antara perusahaan perikanan yang satu dengan yang lainnya. Didalam laporan daerah dan hasil tangkapan ikan itu antara lain yang penting adalah : Nama kapal, posisi lintang dan bujur setting dan hauling, jenis dan berat ikan yang tertangkap, cuaca juga perlu disampaikan, jumlah alat tangkap yang dioperasikan (hook rate).
Monitoring daerah penangkapan adalah sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan hasil tangkapan. Karena dengan monitoring maka pada setiap musim ikan dapat diprediksikan perkiraan daerah penangkapan. Oleh sebab itu kegiatan antara monitoring dan laporan daerah penangkapan itu harus dilakukan dan wajib bagi setiap kapal penangkap ikan yang melakukan operasi penangkapan.
F. PENGOLAHAN DATA BIAYA PENGELUARAN DAN HASIL
Pengolahan data dilakukan  dengan menggunakan Metode  NetPresent Value  (NPV) dan Cost-benefit Analysis yaitu:
Break Event Poin (BEP)
BEP adalah titik saat terjadi pemasukan total adalah sama dengan biaya total (Pujawan, 1995).
Net Present Value (NPV)
NPV Adalah suatu metode pada dasarnya bertujuan untuk mencari selisih antara Penerimaan dengan pengeluaran uang pada saat  sekarang. Semua penerimaan dan pengeluaran yang terjadi pada masa lalu dibawa pada kondisi sekarang kemudian dicari selisihnya dan apabila selisihnya positif berarti penerimaan yang terjadi lebih besar dari pengeluaran yang telah terjadi (Pujawan, 1995).
NPV = PV pemasukan    PV pengeluaran
         = keuntungan rata-rata pertahun (P/a,i,5) + harga penyusutan kapal (P/F,i,5)
Sum Of The Years Digits Method (SYD)
Tujuan metode SYD ini adalah untuk mengurangi nilai sebuah barang dari suatu aset dengan cepat pada awal pembuatan atau pembelian ke nilai barang beberapa tahun kemudian (Chase dkk, 2001).
Activity Based Costing (ABC)
Teori ini telah dikembangkan untuk mengatasi permasalahan penyusutan barang tiap tahunnya. Setiap tahun barang tersebut akan menyusut harganya dibandingkan dengan waktu pembelian. Dengan teori ini maka dapat diketahui nilai barang tiap tahun (Gitman, 1991).

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI DAN OPTIMALISASI

Penggunaan alat tangkap, ukuran dan spesies dalam penangkapan ikan Dalam usaha mencapai keberhasilan dalam penangkapan ikan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1.    Efisiensi dan optimalisasi penggunaan alat tangkap (jumlah alat tangkap yang di operasikan).
Dengan berkembangnya alat tangkap ikan yang digunakan oleh nelayan, maka perlu diadakan suatu pembatasan optimal alat tangkap (Effort). Karena dengan tidak dapatnya dilakukan pembatasan jumlah alat tangkap maka ada kemungkinan bahwa potensi ikan pada perairan tertentu akan mengalami penurunan. Artinya jumlah alat tangkap tidak sebanding dengan potensi lestari pada daerah penangkapan tersebut, sehingga akan terjadi over fishing.
Pada mulanya memang bahwa sumberdaya perikanan tangkap merupakan sumberdaya yang open access artinya setiap orang dapat melakukan kegiatan penangkapan disuatu wilayah perairan tanpa adanya pembatasan, sehingga terjadi over fishing. Dari dasar open acces inilah kecenderungan terjadinya lebih tangkap, untuk itu perlu di keluarkan suatu peraturan pembatasan alat tangkap yang diijinkan beroperasi
2.    Potensi lestari ikan yang di tangkap (Catch)
Pada daerah penangkapan mempunyai nilai optimal kegiatan penangkapan di perbolehkan, dengan maksud agar ikan-ikan tersebut dapat ditangkap sepanjang tahun bahkan selama-lamanya. Hal ini dapat dinikmati apabila menjalankan peraturan yang diijinkan alat tangkap dioperasikan dengan jumlah potensi lestari ikan. Dari kedua faktor itulah maka ada istilah CPUE (catch per unit effort) yang artinya adalah hasil tangkap per unit upaya (spesies atau alat tangkap) dalam tahun atau beberapa tahun.

ALAT TANGKAP IKAN DI LAUT


ALAT TANGKAP IKAN DI LAUT


1.        Mini Trawl
Trawl didefinisikan sebagai jaring yang berbentuk kantong yang ditarik satu atau dua buah kapal bermotor dan menggunakan alat pembuka mulut jaring yang disebut gawang (beam) atau sepasang alat pembuka (otter board) atau karena ditarik oleh dua buah kapal motor. Disini jaring bergerak bersama kapal motor untuk jangka waktu tertentu.
Mini trawl merupakan jenis otter trawl yaitu trawl yang terbukanya mulut jaring disebabkan oleh dua buah papan/alat pembuka mulut jaring (otter board) yang dipasang pada ujung sayapnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan tali selambar yang panjangnya tergantung kedalaman perairan di daerah penangkapan ikan dan situasi penangkapan.



Jenis-jenis Trawl

2.        Payang
Payang termasuk grup pukat kantong yaitu jaring yang memiliki kantong dan dua buah sayap. Metode penangkapan ikan dilakukan dengan cara menarik pukat kantong tersebut ke arah kapal yang berhenti atau ke arah daratan melalui kedua sayapnya. Dilihat dari alat konstruksi alat, alat ini sama dengan trawl, tetapi mempunyai sayap lebih panjang dan berbeda dalam operasi penangkapan, dimana trawl bergerak bersama-sama kapal, sedangkan pukat kantong hanya jaring yang bergerak.
Payang (termasuk lamparan permukaan) merupakan pukat kantong yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis.


Payang

3.        Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Nets)
Jaring insang adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh bidang jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung pada tali ris atasnya. Dalam operasi penangkapan, jaring dipasang tegak lurus di dalam air dan menghadang arah gerak ikan. Ikan-ikan tertangkap karena tutup insang tersangkut pada mata jaring atau terpuntal oleh jaring tersebut.
Jaring Insang Hanyut merupakan jaring insang yang dalam metode penangkapannya dibiarkan hanyut terbawah arus dan salah satu ujungnya dikaitkan pada kapal/perahu.

Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Nets)

4.        Jaring Insang Lingkar (Encircling Gill Nets)
Jaring Insang Lingkar merupakan jaring insang yang cara pengoperasiannya dengan melingkari gerombolan ikan pelagis. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari dengan sempurna sehingga dapat tertangkap dengan jumlah yang optimal, dalam operasinya bentuk jaring dapat berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, berbentuk huruf V atau U atau bengkok-bengkok seperti gelombang. Tinggi jaring disesuaikan dengan kedalaman perairan ikan yang telah dikurung, dikejutkan sehingga menubruk jaring dan tersangkut pada mata jaring.


Jaring Insang Lingkar (Encircling Gill Nets)

5.        Jaring Insang Tetap (Set Gill Nets)
Jaring Insang Tetap adalah jaring insang yang dalam metode penangkapan ikannya dipasang menetap untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan jangkar atau pemberat di daerah penangkapan ikan. Posisi pemasangan jaring dalam operasi penangkapan dapat bervariasi tergantung kepada ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI jaring ini dikenal dengan jaring kakap, jaring belanak dan jaring kepiting/rajungan.



Jaring Insang Tetap (Set Gill Net)

6.        Jaring Udang (Trammel Net)
Trammel net atau di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI dikenal dengan nama jaring udang atau jaring pulut merupakan jaring insang yang dibuat dengan tiga lapis jaring dimana jaring lapisan tengah dengan ukuran mata jaring kecil dan jaring lapisan luar dengan ukuran yang besar. Ikan tertangkap karena terpuntal “terpulut" oleh badan jaring dengan mata kecil dan masuk ke dalam mata jaring besar sehingga menjadi kantong. Alat penangkap ini dapat ditujukan untuk semua jenis ikan.


Jaring Udang

7.        Serok dan Sondong (Scoop Nets)
Serok dan Sodong atau Sungkur termasuk grup jaring angkat. Jaring angkat adalah yang berbentuk empat persegi panjang atau kerucut atau kantong, dalam operasinya jaring dibentangkan dalam air sedemikian dengan menggunakan kerangka bambu atau kayu.
Serok dan Sondong merupakan jaring angkat yang berbentuk kerucut atau kantong, mulut jaring terbuka dengan memakai bingkai yang terbuat dari bambu atau rotan atau metal dan operasi penangkapan dapat dilakukan tanpa perahu. Bila menggunakan perahu atau perahu/kapal motor alat ini didorong dengan menggerakkan perahu atau perahu/kapal motor. Metode penangkapan dengan cara disorong dengan perahu atau perahu/kapal motor disebut sondong.
Di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI, sondong termasuk alat penangkapan ikan yang dominan dengan tujuan penangkapan udang.

Serok


Sondong

8.        Rawe (Drift Longline Other Tuna Long Lines)
Rawe atau parawe merupakan nama alat penangkapan ikan di Pantai Timur Sumatera wilayah Kabupaten OKI, di dalam Bahasa Indonesia disebut Rawai yang termasuk grup pancing. Rawe merupakan alat penangkapan ikan yang terdiri dari sederetan tali-tali utama dan pada tali utama pada jaring tertentu terdapat beberapa tali cabang yang lebih pendek dan lebih kecil diameternya. Pada ujung tali cabang dikaitkan pancing yang berumpan. Ada 3 jenis rawe yaitu Rawai Tuna, Rawai Hanyut dan Rawai Tetap.

Rawai Tuna

Rawai Hanyut

Rawai Tetap

9.        Pancing (Hook and Lines)
Pancing adalah semua alat penangkap ikan yang terutama terdiri dari tali dan mata pancing. Jenis alat penangkap ikan yang termasuk grup pancing selain rawe adalah (1) Pancing Tonda (Troll Line), (2) Huhate (Pole and Live) dan (3) Pancing Lain selain Huhate. Adapun yang kita maksud dengan pancing disini adalah pancing lain selain huhate.


 


Jenis-jenis Pancing

10.     Sero (Guiding Barriers)
Sero merupakan metode penangkapan ikan dengan cara perangkap. Yang dimaksud dengan perangkap adalah alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap dalam air untuk suatu jangka waktu tertentu, alat penangkap dapat terbuat dari apa saja seperti bambu, kayu, jaring, metal, dll. Setelah alat penangkap ini ditempatkan dalam air sedemikian, maka ikan-ikan akan tertangkap tanpa suatu metode penangkapan khusus.
Sero adalah jenis perangkap yang biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan menuntun ikan-ikan menuju perangkap. Daerah penangkapan dari sero adalah daerah-daerah teluk dan sekitar muara sungai dimana ikan-ikan diperkirakan atau biasa bermuara ke pantai melalui daerah tersebut.


Sero (Guiding Barrier)

11.     Jermal dan Tuguk (Stow Nets)
Jermal dan Tuguk termasuk jenis perangkap. Jermal adalah jaring yang berbentuk kantong dan dipasang semi permanen menentang arus (biasanya arus pasang surut). Alat dipasang dibawah pondok atau lantai bangunan yang digunakan sebagai tempat pengolahan ikan hasil tangkapan. Tuguk seperti halnya jermal, dipasang menentang arus pasang surut maupun sungai, biasanya alat ini dipasang berjejer dalam jumlah tertentu. Ikan-ikan atau hewan air lainnya yang beruaya mengikuti arus akan tertangkap ke dalam alat tersebut.



Jermal


Tuguk

12.     Bubu (Portable Traps)
Bubu adalah perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk dan dapat diangkat dengan mudah (dengan atau tanpa perahu/kapal) ke daerah penangkapan ikan, alat dipasang di sasar atau dekat permukaan perairan selama jangka waktu tertentu. Untuk menarik perhatian ikan agar masuk ke dalam perangkap, didalam perangkap dipasang umpan.



Bubu (Portable Traps)

13.     Belat
Belat termasuk jenis perangkap dan dalam klasifikasi termasuk Alat Perangkap yang Lain (Other Traps). Belat adalah perangkap yang dipasang di daerah pasang surut, terdiri dari dua lembar jaring sebagai dinding dan kantong diantara kedua jaring tersebut. Dalam operasi penangkapan, jaring dipasang setengah lingkaran atau berbentuk V atau U di sebelah laut dan pantai/mangrove disisi daratan. Pemasangan alat dilakukan saat pasang sudah maksimal, dan penangkapan ikan dilakukan pada saat air sudah surut, dimana ikan akan terkurung dan akhirnya terkumpul dalam kantong.



Belat (Barrier Trap)

14.     Pengumpul Kerang
Alat pengumpul kerang adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan kerang-kerangan dengan tangan.

15.     Lain-lain
Alat-alat penangkap ikan yang tidak termasuk dalam grup alat-alat penangkap ikan diatas keklasifikasikan sebagai Lain-lain. Alat ini antara lain Jala, Tombak dan sebagainya.


Jala

ALAT PENANGKAP IKAN
DI PERAIRAN UMUM


1.        Jaring Insang Hanyut
Batasan dan metode penangkapan ikan dengan jaring insang hanyut telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 3. Di perairan umum, daerah penangkapan ikan jaring insang hanyut hanya dilakukan di sungai. Dalam operasi penangkapan jaring akan hanyut terbawa oleh arus sungai.

2.        Jaring Insang Tetap
Batasan dan metode penangkapan ikan dengan jaring insang tetap telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 5. Berbeda dengan jaring insang hanyut, daerah penangkapan ikan jaring insang tetap dilakukan di sungai, danau, waduk/cekdam dan rawa/lebak.

3.        Tangkul
Tangkul termasuk grup jaring angkat yang dapat dengan mudah dipindahkan, terbuat dari jaring berbentuk bujur sangkar. Metode penangkapan ikan dengan menurunkan jaring ke dalam air dan menunggu beberapa saat sehingga ikan berkumpul di atas jaring, kemudian ikan-ikan tertangkap dengan jalan mengangkat jaring.



Tangkul


4.        Serok dan Langgian
Batasan dan metode penangkapan ikan dengan serok seperti telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 7. Langgian adalah serok yang dibuat dari bahan jaring dengan memakai gagang bambu. Alat ini dioperasikan pada malam hari dengan menggunakan perahu motor, lampu tameng (lampu minyak bersamprong kecil dan dilengkapi dengan logam cekung dilapisi raksa untuk memfokuskan cahaya) dan apung (yaitu bahan yang dapat memikat udang galah untuk menempel, biasanya digunakan enceng gondok). Daerah penangkapan adalah Sungai.


Langgian

5.        Rawe (Set Long Line)
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, diperairan umum rawai dapat dioperasikan di sungai, danau maupun rawa/lebak. Rawe yang dioperasikan di perairan umum merupakan jenis Rawe Tetap (Set Long Line). Dalam operasinya, tali utama dapat diganti dengan bambu.
                        

6.        Pancing dan Tajur
Jenis pancing selain rawe di atas, di perairan umum bisa dioperasikan pancing bergandar (berjoran) dan tajur. Pancing bergandar adalah suatu tali dengan ujungnya dikaitkan pada gandar (joran/tongkat kayu/bambu) dan ujung lainnya dengan mata pancing. Tajur adalah pancing bergandar yang dalam operasinya gandar ditancapkan di perairan untuk jangka waktu tertentu dan mata pancing diberi umpan (biasanya umpan hidup) dan ditempatkan sedemikian sehingga umpan berada di permukaan air. Daerah penangkapan ikan dari pancing ini adalah sungai, danau, waduk/cekdam dan rawa/lebak.

7.        Empang-Lulung, Corong, Tuguk dan Langsaran
Empang-Lulung adalah perangkap yang terdiri dari susunan pagar-pagar yang biasanya terbuat dari bambu (empang) sebagai penghadang ikan-ikan sehingga terarah menuju perangkap berbentuk kotak dengan kerangka kayu dan dinding dari waring. Metode penangkapan ikan dengan empang-lulung disebut Netak Batas.


Empang-Lulung

Corong adalah perangkap yang terbuat dari waring yang berfungsi untuk menggiring ikan ke perangkap. Daerah penangkapan ikan adalah outlet/inlet dari lebak atau danau rawa banjiran. Di daerah mulut corong dipasang penghadang dari empang sehingga ikan akan masuk ke dalam corong.
Tuguk di perairan umum pada dasarnya hampir sama dengan tuguk di laut, namun dalam operasinya lebih mirip dengan jermal. Daerah penangkapan ikan di perairan umum adalah sungai, dalam operasinya alat ini memerlukan pagar yang posisinya memotong sungai dan berfungsi untuk mengarahkan/memaksa ikan masuk tuguk. Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan yang beruaya mengikuti arus sungai.
Langsaran adalah perangkap yang terdiri dari susunan pagar-pagar daro kayu/bambu yang akan menuntun/memaksa ikan menuju perangkap. Daerah penangkapan ikan adalah sungai yang berarus deras.


Corong

Tuguk


Langsaran
8.        Bubu dan Bangkirai/Pengilar
Batasan dari bubu telah diuraikan pada bagian Alat penangkap ikan di laut no. 12. Bengkirai atau Pengilar adalah sebutan bubu yang berbentuk kotak, sedangkan yang berbentuk bulat panjang disebut bubu. Yang terbuat dari rotan disebut pengilar rotan, dari bambu disebut bengkirai bilah dan dari kawat disebut pengilar kawat. Di perairan umum bubu dalam operasinya biasanya tenggelam dalam air, sedangkan bengkirai atau pengilar dapat tenggelam maupun di permukaan perairan. Metode penangkapan ikan dengan bubu atau bengkirai disebut bekarang.

9.        Jala, Serampang dan Kerakat
Metode penangkapan ikan yang dikelompokan ke dalam klasifikasi alat-alat Lain-lain di perairan umum di Kabupaten OKI diantaranya Jala, Tombak atau Serampang dan metode penangkapan yang dilakukan di suatu daerah penangkapan ikan biasanya hanya dilakukan satu kali dalam setahun, seperti Ngelebung, Ngubek Lubuk dan Ngesar.



JENIS-JENIS IKAN DI LAUT


Nama Indonesia          :   Tenggiri
Latin                            :   Scomberomorus commersoni.
Inggris                         :   Narrow Barred Spanish Mackerel.

Scomberomus spp.

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai yang berkarang.
Alat penangkap           :   Pancing, pancing tonda, gill net, trawl.



Nama Indonesia          :   Cucut
Latin                            :   a) Carcharinidae
                                        b) Sphyrnidae
                                        c) Orectolobidae
Inggris                         :   Sharks

a) Carcharinidae
b) Shyrnidae

c) Orectolobidae

Daerah penyebaran      :   Laut bebas, daerah pantai.
Alat penangkap           :   Long line, pancing, tonda, trawl dll.



Nama Indonesia          :   Golok-golok/Parang-parang
Latin                            :   Chirocentrus spp.
Inggris                         :   Wolf herrings.

Chirocentrus spp.

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Trawl, gill net, pancing, bagan, sero.
Nama Indonesia          :   T e r i
Latin                            :   Stolephorus spp.
Inggris                         :   Anchovies.

Stolephorus spp.

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Bagan, jabur.



Nama Indonesia          :   Kembung
Latin                            :   Rastrelliger spp.
Inggris                         :   Indo Pasific Mackarels.

a) Rastrelliger kanagurta (kembung lelaki)
b) Rastrelliger neglectus (kembung perempuan)

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Payang, jaring kembung, pukat langgar, trawl, sero, bagan, purse seine.



Nama Indonesia          :   Kakap
Latin                            :   Lates calcarifer.
Inggris                         :   Barramundi.

Lates calcarifer

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai, muara sungai, kadang-kadang masuk perairan payau.
Alat penangkap           :   Pancing, trawl, bottom gill net.
Nama Indonesia          :   Kerapu
Latin                            :   Epinephelus spp.
Inggris                         :   Groupers.

Epinephelus spp.
Daerah penyebaran      :   Sepanjang perairan pantai dan ada pula di perairan dalam.
Alat penangkap           :   Trawl.



Nama Indonesia          :   Mayung
Latin                            :   Tachysurus spp.
Inggris                         :   Marine catfishes.

Tachysurus spp.

Daerah penyebaran      :   Kebanyakan hidup di muara-muara sungai dan dekat pantai.
Alat penangkap           :   Pacing, gill net, trawl.
Nama Indonesia          :   Kuro / Senangin
Latin                            :   Polynemus spp.
Inggris                         :   Tread fins.

Polynemus spp.

Daerah penyebaran      :   Daerah pantai, muara sungai, kadang-kadang ada di sungai-sungai. Banyak terdapat di Indonesia bagian Barat terutama sungai-sungai besar di Sumatera, Kalimantan dan juga di Pantai Jawa.
Alat penangkap           :   Sero, jermal, gill net.



Nama Indonesia          :   P a r i
Latin                            :   Trigonidae.
Inggris                         :   Rays.

 

Trigonidae

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai, dekat muara-muara sungai, kadang-kadang disekitar karang.
Alat penangkap           :   Pukat tepi, pancing garit, trawl, tombak dan lain-lain.



Nama Indonesia          :   Bawal Putih
Latin                            :   Pampus argenteus.
Inggris                         :   Silver pomfret.

Pampus argenteus
Daerah penyebaran      :   Daerah pantai diair keruh, di muara sungai besar di Sumatera tertangkap sepanjang tahun kecuali pada bulan Juli-September.
Alat penangkap           :   Trawl.



Nama Indonesia          :   Bawal Hitam
Latin                            :   Formio Niger.
Inggris                         :   Black pomfret.

Formio niger

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Payang tengah, trawl.









Nama Indonesia          :   Gulamah / Tigawaja
Latin                            :   Sciaenidae.
Inggris                         :   Croackers/Drums.

Scianidae

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai, di muara-muara sungai dan payau.
Alat penangkap           :   Trawl, payang.



Nama Indonesia          :   L a y u r
Latin                            :   Trichiurus spp.
Inggris                         :   Hairtails.


Trichiurus spp.

Daerah penyebaran      :   Dasar laut daerah pantai hampir seluruh Indonesia.
Alat penangkap           :   Pancing, trawl.
Nama Indonesia          :   Belanak
Latin                            :   Mugil spp.
Inggris                         :   Mullets.
Mugil spp.

Daerah penyebaran      :   Daerah pantai, muara sungai dan banyak terdapat di air dangkal.
Alat penangkap           :   Jaring belanak, gill net, jermal, togo, sero dan penangkapan dengan lampu.



Nama Indonesia          :   Peperek
Latin                            :   Leigonathidae.
Inggris                         :   Slip mounths/Pony fishes.
Leiognathidae

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Trawl.
Nama Indonesia          :   Sebelah
Latin                            :   Psettodidae.
Inggris                         :   Indian halibut.

Psettodidae

Daerah penyebaran      :   Hidup di perairan pantai sampai kedalaman 75 m, hidup di dasar perairan.
Alat penangkap           :   Trawl, payang pinggir, jermal dan togo.

















Nama Indonesia          :   Udang Windu
Latin                            :   Penacus semisulcatus. Panaeus monodon.
Inggris                         :   Tiger Prawn.

Penacus semisulcatus. Penaeus Monodon

Daerah penyebaran      :   Daerah pantai, tempat sungai-sungai bermuara, teluk-teluk.
Alat penangkap           :   Trawl, gill net (jaring klitik), sero, bagan.












Nama Indonesia          :   Udang Putih/Jrebung
Latin                            :   Penaeus merguiensis, Panaeus indicus.
Inggris                         :   Banana (white) prawn

Panaeus Merguiensis, Penaeus indicus

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai yang berlumpur, tambak-tambak dan muara sungai.
Alat penangkap           :   Jaring klitik, trawl, pukat harimau.












Nama Indonesia          :   Udang Dogol
Latin                            :   Metapenaeus, spp.
Inggris                         :   Endaevour.

Metapenaeus spp.

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai, muara-muara sungai.
Alat penangkap           :   Trawl, jaring klitik, pukat harimau dan lain-lain.



Nama Indonesia          :   Kepiting
Latin                            :   Seylla serrata.
Inggris                         :   Mangrove crab.

Seylla Serrata
Daerah penyebaran      :   Daerah perairan pantai yang dangkal, di tambak-tambak dalam lubang-lubang.
Alat penangkap           :   Pancing (kait), trawl, gill net.



Nama Indonesia          :   Ranjungan
Latin                            :   Portunus spp.
Inggris                         :   Swimming crabs.

Portunus spp.

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Trawl, bagan, bubu, jaring kejer, jermal, sero, dll.









Nama Indonesia          :   Kerang Darah
Latin                            :   Anadara spp.
Inggris                         :   Blood Cockles.

Anadara spp.

Daerah penyebaran      :   Hampir di seluruh pantai Indonesia, hidup di dasar, di daerah pasir berumput pada kedalaman kira-kira 1 meter.
Alat penangkap           :   Dengan garuk, tangan atau pengki.



Nama Indonesia          :   Cumi-cumi
Latin                            :   Loligo spp.
Inggris                         :   Common squids.

Loligo spp.
Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Bagan, trawl, jermal, pancing cumi-cumi.



Nama Indonesia          :   Sotong
Latin                            :   Sepia spp.
Inggris                         :   Cuttle fishes.

Sepia spp.

Daerah penyebaran      :   Perairan pantai.
Alat penangkap           :   Trawl, pancing dan bagan.