Pencemaran Logam
please, after reading an article or would leave this page, leave a comment .>.>. . . (^_^)
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak terpisah dari benda-benda yang bersifat
logam. Logam dapat kita gunakan sebagai perlengkapan rumah tangga dan juga
sebagai bahan baku berbagai jenis industri. Penggunaan logam sebagai bahan baku
industri guna memenuhi kebutuhan manusia akan mempengaruhi kesehatan manusia
melalui dua jalur, yaitu :
1. Kegiatan
industri akan menambah polutan logam dalam lingkungan air, tanah, udara dan
makanan.
2. Perubahan
biokimia logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri bisa mempengaruhi
kesehatan manusia.
Pesatnya
pembangunan dan penggunaan berbagai bahan baku logam bisa berdampak negatif,
yaitu munculnya kasus pencemaran yang melebihi batas sehingga
mengakibatkankerugian dan meresahkan
masyarakat yang tinggal disekitar daerah perindustrian maupun masyarakat
pengguna produk industri tersebut. Hal ini terjadi karena sangat besarnya
risiko terpapar logam berat maupun logam transisi yang bersifat toksik dalam
dosis atau konsentrasi tertentu.
Pencemaran
logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses
industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan (perairan, tanah,
udara) bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Menurut
Widowati dkk (2008 hal 2) logam berat dibagi kedalam 2 jenis yaitu :
1. Logam berat
esensial ; yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh
organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut bisa menimbulkan efek
toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya.
2. Logam berat tidak esensial ; yakni logam yang
keberadaannya dalam tubuh manusia masih belum diketahui manfaatnya, bahkan
bersifat toksik seperti Hg, Cr, Cd, Pb dan lain sebagainya.
Logam
berat dapat menimbulkan efek gangguan
terhadap kesehatan manusia. Efektoksik dari logam berat mampu menghalangi kerja
enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat
mutagen, teratogen, ataupun karsinogen.
Tingkat
toksisitas logam berat terhadap manusia, mulai dari yang paling toksik, adalah
Hg, Cd, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn.
Pencemaran
logam dapat terjadi di tanah, udara, dan perairan. Pada perairan pencemaran
logam dapat terjadi karena adanya kegiatan industri, kegiatan domestik , maupun
sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke sungai/laut dan selanjutnya
mencemari manusia melalui ikan, air minum, atau air sumber irigasi lahan
pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar oleh logam.
Menurut
Palar (2008, hal 37) ada banyak faktor yang memepengaruhi daya racun dari
logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan yaitu :
1. Bentuk logam
dalam air. Apakah logam-logam tersebut berada dalam bentuk senyawa organik atau
senyawa anorganik. Selanjutnya persenyawaan ini dibagi lagi, apakah berupa senyawa-senyawa organik dan
senyawa-senyawa anorganik yang tidak dapat larut. Selanjutnya senyawa-senyawa
organik yang dapat larut dalam badan perairan akan dapat diserap dengan mudah
oleh biota perairan.
2. Keberadaan
logam-logam lain.Adanya logam-logam lain dalam badan perairan dapat menyebabkan
logam-logam tertentu menjadi sinergentis ataukah sebaliknya,menjadi antagonis
bila telah membentuk suatu ikatan. Untuk logam berat yang bersifat
sinergentis,apbila bertemu dengan pasangannya dan membentuk suatu persenyawaan
dapat berubah fungsi menjadi racun yang sangat berbahaya.
3. Fisiologis dari
biota (organisme)nya. Proses fisiologis turut mempengaruhi peningkatan
kandungan logam berat dalam badan perairan.
4. Kondisi biota.
Kondisi dari biota-biota berkaitan dengan fase-fase kehidupan yang dilalui oleh
biota dalam hidupnya.
Karena itu pencemaran logam
berat dalam lingkungan (perairan, tanah, udara) perlu diperhatikan secara
serius mengingat bahaya yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia maupun bagi
kesetimbangan lingkungan hidup.
2.5. Logam Kromium
Kata
Kromium berasal dari bahasa Yunani
(chroma) yang berarti warna. Dalam bahan kimia, Kromium dilambangkan dengan Cr
dan pertama kali ditemukan oleh Vagueline pada tahun 1797.
Kromium
merupakan salah satu dari logam berat. Logam berat sebenarnya masih termasuk
golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain.
Perbedaanya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini
berkaitan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup.
Logam
Kromium murni tidak pernah ditemukan di alam. Logam ini ditemukan dalam bentuk
persenyawaan padat atau mineral dengan unsur-unsur lain. Sebagai bahan mineral
Kromium paling banyak ditemukan dalam bentuk “Kromit”.
Kromium
termasuk unsur yang jarang ditemukan pada perairan alami. Kerak bumi mengandung
Kromium sekitar 100 mg/kg. Kromium yang ditemukan diperairan adalah Kromium
trivalen (Cr3+) dan Kromium heksavalent (Cr6+), namun pada perairan yang
memiliki pH lebih dari 5, Kromium trivalen tidak ditemukan. Apabila masuk
keperairan, Kromium trivalen akan dioksidasi menjadi Kromium hexavalen (Cr6+)
yang lebih toksik.
2.5.1. Sifat-Sifat Logam Kromium
- Logam berat dengan berat atom 51, 996 g/mol
- Logam bewarna abu-abu
- Tahan terhadap oksidasi pada suhu tinggi
- Mengkilat
- Keras
- Titik cair 1,857oC
- Titik didih 2,672oC
- Bersifat paramagnetic (sedikit tertarik oleh
magnet).
2.5.2. Kegunaan Logam Kromium
1. Bidang industri
Kromium digunakan
untuk tiga industri dasar, yaitu :
a. Industri metalurgi
b. Industri bahan kimia
c. Industri bahan penahan panas
Berikut berbagai
kegunaan Kromium
a. Bidang metalurgi
untuk mencegah korosi, mengkilatkan logam, antara lain sebagai bahan komponen
alloy, anodized Aluminium,
chromeplating, dan wood treatment.
b. Sebagai pewarna,
pencelup, dan cat. Dalam bidang idustri kimia, Kromium berguna sebagai bahan
dasar pembuatan pigmen cat/warnakarena Kromium mengandung komponen warna merah,
kuning, orange, dan hijau.
c. Sebagai katalisator.
d. Garam-garam
Kromium untuk menyamakan kulit.
e. Potassium
Dikromat sebagai chemical reagent untuk mencuci alat gelas laboratorium.
f. Sebagai anti
korosi pada aat pengeboran sumur berlumpur.
2. Bidang kesehatan
Kromium digunakan sebagai bahan pembuatan alat ortopedi, sebagai radio isotop
dalam bentuk 51Cr yang dapat menghasilkan sinar gamma untuk penanadaan sel-sel
darah merah, serta sebagai penjinak sel tumor tertentu.
3. Sebagai
mikroelemen tubuh Kromium trivalen (Cr3+) merupakan mikronutrien bagi tubuh,
yaitu untuk metabolisme hormon insulin dan pengaturan kadar glukosa darah.
Diperkirakan
kebutuhan Kromium untuk manusia adalah sebesar 1µg/hari dan hanya 1-3% Cr3+
yang diabsorpsi. Kebutuhan Kromium pada
manusia dapat dilihat pada table dibawah ini
Tabel 2.5 Kebutuhan Cr/hari
berdasarkan umur (Widowati dkk, 2008)


2.5.3. Kromium
Dalam Lingkungan Logam Kromium yang masuk ke dalam lingkungan dapat
datang dari bermacam-macam sumber. Tetapi pada umumnya yaitu berasal dari
kegiatan-kegiatan perindustrian, kegiatan rumah tangga dan dari pembakaran
serta mobilisasi bahan-bahan bakar.
Dalam badan
perairan Kromium dapat masuk melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan non
alamiah. Masuknya Kromium secara alamiah dapat disebabkan oleh beberapa faktor
fisika, seperti erosi yang terjadi pada batuan mineral. Masukan Kromium yang
terjadi secara nonalamiah lebih merupakan dampak atau efek dari aktivitas yang dilakukan manusia.
Sumber-sumber Kromium yang berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa
limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga.
Dalam badan
perairan, terjadi bermacam-macam proses kimia, mulai dari proses pengkompleksan
pada reaksi redoks. Reksi ini dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan dan
atau sedimentasi logam Kromium di
dasarperairan. Proses kimiawi yang berlangsung juga adapat mengakibatkan
terjadinya peristiwa reduksi dari senyawa-senyawa Kromium heksavalen (Cr6+)
yang sangat beracun menjadi Kromium trivalen (Cr3+) yang kurang beracun. Hal
ini dapat terjadi di badan perairan yang bersifat asam. (Widowati,W dkk dan
Palar, 2008)
2.6. Spektrofotometer
Sudah lama ahli
kimia menggunakan warna sebagai suatu pembantu dalam mengidentifikasi zat
kimia. Sebuah spektrofotometer adalah suatu instrument untuk mengukur
transmitans atau absorban suatu sample sebagai fungsi panjang gelombang,
pengukuran terhadap sederatan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal dapat
pula dilakukan.
Kompenen yang
penting sekali dari suatu spektrofotometer yaitu
1. Sumber Sumber yang biasa digunakan adalah
sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram. Dibawah keluaran
kira-kira 350 nm, keluarana lampu wolfram itu tak memadai untuk
spektrofotometer dan haruslah digunakan sumber yang berbeda. Paling lazim
adalah lampu tabung discas (discharge tube) Hidrogen atau (deuterium).
2. Monokromator
Ini adalah piranti
optis untuk mengisolasi suatu berkas radiasi dari suatu sumber
berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian spectral yangtinggi dengan
panjang gelombang yang diinginkan. Komponen dari sebuah monokromator adalah
suatu sistem celah dan suatu unsur dispersif. Radiasi dari sumber difokuskan ke
celah masuk. Kemudian disejajarkan oleh sebuah lensa sehingga suatu berkas
sejajar jatuh ke unsur pendispersi, yang berupa prisma atau kisi difraksi, dengan
cara memutar prisma atau kisi itu secara mekanis, aneka porsi spektrum yang
dihasilkan oleh unsur dispersi dipusatkan pada celah keluar, dari situ, lewat
jalan optis lebih jauh, porsi-porsi itu menjumpai sampel.
3. Sel
Kebanyakan wadah
sampel adalah sel yaitu untuk menaruh cairan kedalam berkas cahaya
spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energi radiasi dalam daerah
spektral yang diamati. Sel bila ditaruh dalam posisinya, itu menjadi bagian
dari lintasan optis dalam spektrofotometer, dan sifat-sifat optisnya menjadi
penting.
4. Detektor
Dalam sebuah
detektor untuk suatu spektrofotometer, diinginkan kepekaan yang tinggi dalam
daerah spektral, respon yang linier terhadap daya radiasi, waktu respon yang
cepat dan kestabilan tinggi. Detektor berperan memberikan respon terhadap
cahaya pada berbagai panjang gelombang.
No comments:
Post a Comment