KARAKTERISTIK
LAMUN DI INDONESIA
please, after reading an article or would leave this page, leave a comment .>.>. . . (^_^)
Latar Belakang
Latar Belakang
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang sudah menyesuaikan diri untuk hidup
terbenam di dalam air laut. Lamun hidup di perairan dangkal yang agak berpasir
dan sering pula dijumpai hidup pada terumbu karang. Kadang-kadang lamun
membentuk komunitas yang lebat sehingga merupakan padang lamun yang cukup luas
(seagrass bed). Dasar habitat padang lamun adalah perairan yang dangkal,
cerah serta memiliki substrat yang lunak, serta diperlukan adanya sirkulasi air
yang membawa bahan nutrien dan sisa-sisa metabolisme.
Komunitas padang lamun di perairan pesisir mempunyai manfaat baik secra
ekonomis maupun ekolois. Secara ekonomis lamun banyak dimanfaatkan sebagai
bahan makanan ternak, pupuk, bahan kerajinan, obat dan di beberapa tempat
dikonsumsi sebagai bahan pangan. Secara ekologis lamun merupakan tempat
pemijahan (spawning ground), tempat asuhan (nursery ground) dan
sebagai tempat ruaya berbagai jenis ikan dan organisme laut lainnya.
Morfologi Umum Tumbuhan
Lamun
Lamunmerupakan tumbuhan berbunga. Sebagai tumbuhan yang memiliki pembuluh,
lamun secara struktural dan fungsional memiliki kesamaan dengan tumbuhan
daratan.
Lamun memiliki akar rhizoma yang kuat. Akar ini berfungsi sebagai jangkar
dan penyerap nutrien dari substrat. Semua lamun memproduksirambut akar, kelimpahan
rambut akar ini bervariasi pada setiap spesies.
Lamun memiliki daun-daun tipis memanjang seperti pita yang mempunyai
saluran-saluran air. Bentuk daun seperti ini memaksimalkan difusi gas dan
nutrien antar daun dan air jug amemaksimalkan proses fotosintesis di permukaan
daun.
Sebagian besar lamun berumah dua, artinya dalam satu tmbuhan hanya ada
bunga jantan saja atau betina saja. Sistem pembiakan lamun melalui penyerbukan
di dalam air., selain itu lamun mampu berkembang biak secara vegetatif melalui
akar rhizoma dan pertumbuhan batang tegak baru.
Klasifikasi dan Sebaran
Lamun
Di Indonesia sampai saat ini tercatat ada 12 spesies lamun. Kedua belas
jenis lamun ini tergolong pada tujuh genus. Ketujuh genus ini terdiri dari tiga
genus dari famili Hidrocharitaceaeyaitu Enhalus, Thalassia dan Halophila
dan empat genus dari famili Potamogetonaceae yaitu Syringodium,
Cymodocea, Halodule dan Thalassodendron.
Klasifikasi tumbuhan lamun yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
Divisi : Anthophita
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Helobiae
Famili : Potamogetonaceae
Genus : Halodule
Spesies : Halodule pinifolia
Spesies : Halodule uninervis
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea rotundata
Spesies : Cymodocea serulata
Genus : Syringodium
Spesies : Syringodium isoetifolium
Genus : Thalassodendron
Spesies : Thalassodendron ciliatum
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus acoroides
Genus : Thalassia
Spesies : Thalassia hemprichii
Genus : Halophila
Spesies : Halophila spinulosa
Spesies : Halophila decipiens
Spesies : Halophila minor
Spesies : Halophila ovalis
Lamun tumbuh di perairan dangkal di daerah intertidal, namun mereka tampak
sangat melimpah di daerah sublitoral. Jumlah spesiesnya lebih banyak terdapat
di daerah tropik daripada di daerah ugahari.
Dari 12 genus lamun di dunia, 7 genus merupakan lamun tropis yaitu : Enhalus,
Thalassia, Halophila, Halodule, Cymodocea, Syringodium, Thalassodendron dan
5 genus lamun subtropis yaitu : Zostera, Phillospadix, Heterozostera, Posidonia,
Amphibolis. Dari 7 genus lamun tersebut, terdapat beberapa yang mampu
hidup sapai pada daerah subtropis bahkan di daerah ugahari, yaitu Halophila
ovalis dan Syringodium isoetifolium, dan beberapa mampu
hidup terbatas hanya pada daerah subtropisyaitu Cymodocea nodosa, Cymodocea
angustata dan Thalassodendron pachirhizum.
Komunitas Padang Lamun
Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang hidup dalam daerah atau
habitat fisik tertentu, hal tersebut merupakan satuan yang terorganisir sedemikian
sehingga komunitas biotik tersebut mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap
komponen-komponen individu dan fungsi-fungsi sebagai suatu unit melalui
transfer metabolik yang bergandengan.
Ada lima karakteristik yang membentuk komunitas yang dapat dipelajari dan
diukur yaitu : 1) Keanekaragaman jenis, 2) Bentuk dan struktur pertumbuhan,
3) dominansi, 4) kelimpahan jenis dan 5) struktur tropik. Kelima
faktorntersebut juga disebut karakteristik komunitas.
Keanekaragaman adalah suatu keragaman atau perbedaan diantara
anggota-anggota suatu kelompok. Suatu populasi mungkin beragam dari struktur
umur, fase perkembangan atau dari segi genetik individu-individu penyusunnya.
Dalam ekologi, keanekaragaman biasanya mengarah pada keanekaragaman jenis.
Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman tinggi jika terdapat jenis
yang melimpah secara merata. Jika komunitas disusun dari sejumlah kecil jenis
yang melimpah maka keanekaragaman jenis dalam komunitas tersebut rendah.
Kemerataan disebut juga sebagai keseimbangan dari komposisi individu tiap
jenis. Jika kemerataan mendekati minimum maka dalam komunitas tersebut terjadi
dominansi jenis. Sebaliknya jika kemerataan mendekati maksimum maka komunitas
tersebut memiliki kondisi yang relatif stabil.
Diantara organisme-organisme pembentuk komunitas, hanya beberapa jenis yang
memperlihatkan pengendalian nyata dalam memfungsikan keseluruhan komunitas.
Kepentingan organisme dalam komunitas tidak ditentukan oleh posisi
taksonominya, tetapi oleh jumlah, ukuran, produksi dan hubungan lainnya.
Tingkat kepentingan jenis biasanya dinyatakan dengan indeks dominansi. Jenis
dominan mengendalikan struktur dan komposisi jenis dari suatu komunitas dengan
mempengaruhi faktor-faktor kimia dan fisika seperti temperatur, ketersediaan
cahaya dan nutrien. Hilangnya jenis dominan akan menimbulkan
perubahan-perubahan penting, tidak hany apada komunitas biotik tapi berpengaruh
juga pada lingkungan fisik.
Peran Ekologis Lamun
Lamunmerupakan tumbuhan autotrof yang dapat melakukan fotosintesis. Lamun
dapat memfiksasi sejumlah karbon organik dan sebagian besar memasuki rantai
pakan baik melalui pemangsaan langsung oleh herbivora maupun melalui proses
dekomposisi. Materi lamun yang putus dan tanaman yang tumbang dihanyutkan arus
ke lingkungan sekekliling, Den Hartog, (1976) in Hutomo, (1985)
memperkirakan bahwa serasah yang diproduksi oleh lamun mungkin membantu
meningkatkan kelimpahan fito dan zooplankton di permukaan terumbu karang. Oleh
karenanya lamun berperan sebagai produsen primer.
Peran yang lain yaitu sebagai habitat biota, dengan memberikan
perlindungan, tempat menetap serta tempat ruaya baik juvenil maupun biota
dewasa. Daun lamun mendukung sejumlah besar organisme epifitik dengan suatu
substrat yang cocok untuk penempelan. Selain hewan menempel terdapat pula hewan
bergerak yang hidup di perairan bawah tajuk daun berupa ikan, udang, cumi-cumi
dan hewan yang dapat hidup di dalam sedimen.
Daun-daun lamun lamun memperlambat arus air dan gelombang, memperbesar
terjadinya sedimentasi dan menghambat tersuspensinya kembali bahan organik dan
anorganik. Rhizoma dan akar lamun menangkap dan menggabungkan sedimen sehingga
meningkatkan stabilitas permukaan di bawahnya dan pada saat yang sama
menjadikan air lebih jernih.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan lamun
adalah: kecerahan, temperature, salinitas, substrat dan kecepatan arus.
1.
Kecerahan
Lamun
membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi untuk melaksanakan proses
fotosintesis. Hal ini terbukti dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa
distribusi lamun hanya terbatas pada perairan yang tidak terlalu dalam.
2.
Temperatur
Kisaran
suhu optimal bagi lamun adalah 28-300 C. Kemampuan proses
fotosintesis akan menurun dengan tajam apabila tempereatur perairan berada di
luar kisaran optimal tersebut.
3.
Salinitas
Spesies
lamun memiliki kemampuan toleransi yang berbeda terhadap salinitas, namun
sebagian besar memiliki kisaran yang lebar yaitu 10-40%o. Nilai
salinitas optimum untuk lamun 35%o. Salah satu factor yang menyebabkan
kerusakan ekosistem padang lamun adalah meningkatnya salinitas yang diakibatkan
oleh berkurangnya suplai air tawar dari sungai.
4.
Substrat
Padang
lamun hidup pada berbagai macam tipe subtract, mulai dari Lumpur sampai
sediment dasar yang terdiri dari endapan Lumpur halus sebesar 40%. Kedalaman
substrat berperan dalam menjaga stabilitas sediment yang mencakup 2 hal, yaitu
pelindung tanaman dari arus air laut, dan tempat pengolahan serta pemasok
nutrient.
5.
Kecepatan Arus Perairan
Produktivitas
padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada saat kecepatan
arus sekitar 0,5 m/detik, jenis Thallassia testudium mempunyai kemampuan
maksimal untuk tumbuh.
Ciri-Ciri
Lamun di Indonesia








terima kasih atas informasi nya
ReplyDelete