Friday, December 30, 2011

KARAKTERISTIK LAMUN DI INDONESIA

KARAKTERISTIK LAMUN DI INDONESIA

please, after reading an article or would leave this page, leave a comment .>.>. . . (^_^)
Latar Belakang
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang sudah menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam air laut. Lamun hidup di perairan dangkal yang agak berpasir dan sering pula dijumpai hidup pada terumbu karang. Kadang-kadang lamun membentuk komunitas yang lebat sehingga merupakan padang lamun yang cukup luas (seagrass bed). Dasar habitat padang lamun adalah perairan yang dangkal, cerah serta memiliki substrat yang lunak, serta diperlukan adanya sirkulasi air yang membawa bahan nutrien dan sisa-sisa metabolisme.
Komunitas padang lamun di perairan pesisir mempunyai manfaat baik secra ekonomis maupun ekolois. Secara ekonomis lamun banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak, pupuk, bahan kerajinan, obat dan di beberapa tempat dikonsumsi sebagai bahan pangan. Secara ekologis lamun merupakan tempat pemijahan (spawning ground), tempat asuhan (nursery ground) dan sebagai tempat ruaya berbagai jenis ikan dan organisme laut lainnya.
Morfologi Umum Tumbuhan Lamun
Lamunmerupakan tumbuhan berbunga. Sebagai tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun secara struktural dan fungsional memiliki kesamaan dengan tumbuhan daratan.
Lamun memiliki akar rhizoma yang kuat. Akar ini berfungsi sebagai jangkar dan penyerap nutrien dari substrat. Semua lamun memproduksirambut akar, kelimpahan rambut akar ini bervariasi pada setiap spesies.
Lamun memiliki daun-daun tipis memanjang seperti pita yang mempunyai saluran-saluran air. Bentuk daun seperti ini memaksimalkan difusi gas dan nutrien antar daun dan air jug amemaksimalkan proses fotosintesis di permukaan daun.
Sebagian besar lamun berumah dua, artinya dalam satu tmbuhan hanya ada bunga jantan saja atau betina saja. Sistem pembiakan lamun melalui penyerbukan di dalam air., selain itu lamun mampu berkembang biak secara vegetatif melalui akar rhizoma dan pertumbuhan batang tegak baru.
Klasifikasi dan Sebaran Lamun
Di Indonesia sampai saat ini tercatat ada 12 spesies lamun. Kedua belas jenis lamun ini tergolong pada tujuh genus. Ketujuh genus ini terdiri dari tiga genus dari famili Hidrocharitaceaeyaitu Enhalus, Thalassia dan Halophila dan empat genus dari famili Potamogetonaceae yaitu  Syringodium, Cymodocea, Halodule dan Thalassodendron.
Klasifikasi tumbuhan lamun yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
Divisi : Anthophita
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Helobiae
Famili : Potamogetonaceae
Genus : Halodule
Spesies : Halodule pinifolia
Spesies : Halodule uninervis
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea rotundata
Spesies : Cymodocea serulata
Genus : Syringodium
Spesies : Syringodium isoetifolium
Genus : Thalassodendron
Spesies : Thalassodendron ciliatum
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus acoroides
Genus : Thalassia
Spesies : Thalassia hemprichii
Genus : Halophila
Spesies : Halophila spinulosa
Spesies : Halophila decipiens
Spesies : Halophila minor
Spesies : Halophila ovalis 
Lamun tumbuh di perairan dangkal di daerah intertidal, namun mereka tampak sangat melimpah di daerah sublitoral. Jumlah spesiesnya lebih banyak terdapat di daerah tropik daripada di daerah ugahari.
Dari 12 genus lamun di dunia, 7 genus merupakan lamun tropis yaitu : Enhalus, Thalassia, Halophila, Halodule, Cymodocea, Syringodium, Thalassodendron dan 5 genus lamun subtropis yaitu : Zostera, Phillospadix, Heterozostera, Posidonia, Amphibolis.  Dari 7 genus lamun tersebut, terdapat beberapa yang mampu hidup sapai pada daerah subtropis bahkan di daerah ugahari, yaitu Halophila ovalis dan  Syringodium isoetifolium,  dan beberapa mampu hidup terbatas hanya pada daerah subtropisyaitu Cymodocea nodosa, Cymodocea angustata dan  Thalassodendron pachirhizum.
Komunitas Padang Lamun      
Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang hidup dalam daerah atau habitat fisik tertentu, hal tersebut merupakan satuan yang terorganisir sedemikian sehingga komunitas biotik tersebut mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap komponen-komponen individu dan fungsi-fungsi sebagai suatu unit melalui transfer metabolik yang bergandengan.
Ada lima karakteristik yang membentuk komunitas yang dapat dipelajari dan diukur yaitu : 1) Keanekaragaman jenis, 2) Bentuk dan struktur pertumbuhan, 3)  dominansi, 4) kelimpahan jenis dan 5) struktur tropik. Kelima faktorntersebut juga disebut karakteristik komunitas.
Keanekaragaman adalah suatu keragaman atau perbedaan diantara anggota-anggota suatu kelompok. Suatu populasi mungkin beragam dari struktur umur, fase perkembangan atau dari segi genetik individu-individu penyusunnya. Dalam ekologi, keanekaragaman biasanya mengarah pada keanekaragaman jenis. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman tinggi jika terdapat jenis yang melimpah secara merata. Jika komunitas disusun dari sejumlah kecil jenis yang melimpah maka keanekaragaman jenis dalam komunitas tersebut rendah.
Kemerataan disebut juga sebagai keseimbangan dari komposisi individu tiap jenis. Jika kemerataan mendekati minimum maka dalam komunitas tersebut terjadi dominansi jenis. Sebaliknya jika kemerataan mendekati maksimum maka komunitas tersebut memiliki kondisi yang relatif stabil.
Diantara organisme-organisme pembentuk komunitas, hanya beberapa jenis yang memperlihatkan pengendalian nyata dalam memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan organisme dalam komunitas tidak ditentukan oleh posisi taksonominya, tetapi oleh jumlah, ukuran, produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan jenis biasanya dinyatakan dengan indeks dominansi. Jenis dominan mengendalikan struktur dan komposisi jenis dari suatu komunitas dengan mempengaruhi faktor-faktor kimia dan fisika seperti temperatur, ketersediaan cahaya dan nutrien. Hilangnya jenis dominan akan menimbulkan perubahan-perubahan penting, tidak hany apada komunitas biotik tapi berpengaruh juga pada  lingkungan fisik.
Peran Ekologis Lamun
Lamunmerupakan tumbuhan autotrof yang dapat melakukan fotosintesis. Lamun dapat memfiksasi sejumlah karbon organik dan sebagian besar memasuki rantai pakan baik melalui pemangsaan langsung oleh herbivora maupun melalui proses dekomposisi. Materi lamun yang putus dan tanaman yang tumbang dihanyutkan arus ke lingkungan sekekliling, Den Hartog, (1976) in Hutomo, (1985) memperkirakan bahwa serasah yang diproduksi oleh lamun mungkin membantu meningkatkan kelimpahan fito dan zooplankton di permukaan terumbu karang. Oleh karenanya lamun berperan sebagai produsen primer.
Peran yang lain yaitu sebagai habitat biota, dengan memberikan perlindungan, tempat menetap serta tempat ruaya baik juvenil maupun biota dewasa. Daun lamun mendukung sejumlah besar organisme epifitik dengan suatu substrat yang cocok untuk penempelan. Selain hewan menempel terdapat pula hewan bergerak yang hidup di perairan bawah tajuk daun berupa ikan, udang, cumi-cumi dan hewan yang dapat hidup di dalam sedimen.
Daun-daun lamun lamun memperlambat arus air dan gelombang, memperbesar terjadinya sedimentasi dan menghambat tersuspensinya kembali bahan organik dan anorganik. Rhizoma dan akar lamun menangkap dan menggabungkan sedimen sehingga meningkatkan stabilitas permukaan di bawahnya dan pada saat yang sama menjadikan air lebih jernih.
Faktor lingkungan yang  mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan lamun adalah: kecerahan, temperature, salinitas, substrat dan kecepatan arus.
1.      Kecerahan
Lamun membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi untuk melaksanakan proses fotosintesis. Hal ini terbukti dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa distribusi lamun hanya terbatas pada perairan yang tidak terlalu dalam.
2.      Temperatur
Kisaran suhu optimal bagi lamun adalah 28-300 C. Kemampuan proses fotosintesis akan menurun dengan tajam apabila tempereatur perairan berada di luar kisaran optimal tersebut.
3.      Salinitas
Spesies lamun memiliki kemampuan toleransi yang berbeda terhadap salinitas, namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebar yaitu 10-40%o. Nilai salinitas optimum untuk lamun 35%o. Salah satu factor yang menyebabkan kerusakan ekosistem padang lamun adalah meningkatnya salinitas yang diakibatkan oleh berkurangnya suplai air tawar dari sungai.
4.      Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe subtract, mulai dari Lumpur sampai sediment dasar yang terdiri dari endapan Lumpur halus sebesar 40%. Kedalaman substrat berperan dalam menjaga stabilitas sediment yang mencakup 2 hal, yaitu pelindung tanaman dari arus air laut, dan tempat pengolahan serta pemasok nutrient.
5.      Kecepatan Arus Perairan
Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik, jenis Thallassia testudium mempunyai kemampuan maksimal untuk tumbuh.

Ciri-Ciri Lamun di Indonesia
Syringodium isoetifolium                                             Halophila ovalis         
syringodium isoetifolium

Halophila spinulosa                                                    Halophila minor         
           
Halophila decipiens                                                    Halodule pinifolia
  

Halodule uninervis .                                       Thalassodendron ciliatum

Cymodocea rotundata                                     Cymodocea serrulata

Thalassia hemprichii                                       Enhalus acoroides
 

1 comment: