pplease, after reading an article or would leave this page, leave a comment .>.>. . . (^_^)
2.1 Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya
gaya tarik menarik benda-benda dilangit, terutama matahari dan bulan terhadap
massa air laut dibumi. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah
2,2, kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari (Triatmodjo, 1999).
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya muka air
laut yang disertai gerakan horisontal air lauut secara periodik. Gerakan
horisontal air laut yng diakibatkan pasut yaitu dikenal dengan arus pasang
surut atau arus pasut. Pasut laut terjadi diakibatkan adanya gaya tarik benda –
benda luar angkasa, terutama bulan dan matahari (Nining, 2002).
Pasang laut adalah
naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang
disebabkan oleh pengaruh gaya
gravitasi bulan dan matahari. Ada
tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut,
matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan Tperubahan kedalaman perairan dan
mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan
kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang
terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut
mintakat pasang, dikenal sebagai wilayah ekologi laut yang khas. Periode pasang
laut adalah waktu antara puncak dan lembah gelombang berikutnya. Panjang
periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit (www.wikipedia.co.id).
2.2 Mekanisme terjadinya pasang surut
Tinjau bumi yang
seluruh permukaannya ditutupi oleh air laut.Bumi dan bulan membentuk suatu
sistem yang berevolusi terhadapa suatu sumbu bersama yang melalui suatu titik
pusat massa bersama dengan periode 27,3 hari (Nining, 2002).
Dalam
sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis
terhadap siklus bulan. Rentang
pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera. Pasang
laut merupakan hasil dari gaya
gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi
bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap
jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi
bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke
bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut
antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (www.wikipedia.co.id).
Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi,
bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan
pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang
laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan
purnama. Pasang laut perbani (nead tide) terjadi ketika bumi,
bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan
pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini
terjadi pada saat bulan seperempat dan tiga perempat (www.wikipedia.co.id).
2.3 Pembangkitan Pasang Surut
Gaya – gaya pembangkit pasang surut ditimbulkan oleh gaya
tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari. Penjelasan terjadinya pasang
surut dilakukan hanya dengan memandang suatu sistem bumi-bulan, sedang untuk
sistem bumi-matahari penjelasannya adalah identik. Dalam penjelasan ini
dianggap bahwa permukaan bumi yang apabila tanpa pengaruh gaya tarik bulan,
tertutup secara merata oleh laut (bentuk permukaan air adalah bundar) (Triatmodjo,
1999).
Rotasi bumi menyebabkan elevasi muka air laut di
khatulistiwa lebih tinggi dari pada di garis lintang yang lebih tinggi. Tetapi
karena pengaruhnya yang seragam disepanjang garis lintang yang sama, sehingga
tidak bisa diamati sebagai suatu variasi pasang surut. Oleh karena itu, rotasi
bumi tidak menimbulkan pasang surut. Di dalam pasang surut ini bahwa bumi tidak
berrotasi (Triatmodjo,
1999).
Pasang
laut merupakan hsil dari gaya
grafitasi dan efk sentrifugal. Efek sentrifgal adalah dorongan ke arah luar
pusat rotasi bumi. Grafitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan leih kecil dai matahari,namun gaya grafitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
mebangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya
grafitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan pasang surut grafitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut
ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital Bulan
dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling erinteraksi laut, matahari, dan
bulan pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan
arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian
pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai (id.wikipedia.org).
2.4 Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di
suatu daerah dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang
surut. Secara umum pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan dalam 4 tipe
yaitu :
2.4.1 Pasang Surut Harian Ganda (Semi Diurnal Tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali
air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara
berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24
menit. Pasang surut jenis ini terdapat diselat Malaka sampai laut Andaman.
2.4.2 pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu
kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe
ini terjadi di perairan selat Karimata.
2.4.3 pasang surut campuran condong keharian ganda (Mixed Tide
Prevalling Semidiurnal)
Dalam
satu hari terjad dua kali pasang san dua kali surut tetapi tinggi dan
periodanya berbeda. Pasang surut jenis ini terdapat diperairan indonesia timur.
2.4.4 pasang surut campuran condong ke harian tunggal (Mixed Tide
Prevalling Diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air
pasang dan dua kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan perioda yang
berbeda.pasang surut ini terdapat di selat Kalimantan dan pantai utara Jawa
Barat (Triatmodjo,
1999).
2.5 Pasang Surut Purnama dan Perbani
Proses terjadinya pasang surut purnama dan perbani ini
dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Seperti telah dijelaskan didepan, dengan
adanya gaya terikbulan dan matahari maka lapisan air yang semula berbentuk bola
berubah menjadi ellips. Karena peredaran bumi dan bulan pada orbitnya, maka
posisi bumi-bulan-matahari selalu berubah setiap saat. Revolusi bulan terhadap
bumi ditempuh dalam waktu 29,5 hari (jumlah hari dalam satu bulan menurut
kalender tahun kamariyah, yaitu tahun yang didasarkan pada peredaran bulan) (Triatmodjo,
1999).
2.6 Bench Mark
Bench Mark merupakan
ketinggian yang dignakan sebagai titik acuan untuk menentukan titik nol palem
(S0) pada saat pemasangan palem. Fungsinya untuk engkalibrasi hasil pengamatan
pasang surut yang telah kita lakukan. Jadi BM adalah standar posisi dan
elevasi. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari adanya peruahan posisi palem
yang dipasang sehingga nilai kenaikan muka air laut yang diamati tidak bergeser
dari osisi sebelumnya. Penentuan BM (Bench Mark) dapat menggunakan bangunan
disekitar perairan yang minimal mempunyai ketinggian 80 cm. BM suatu perairan
biasanya ditentukan menurut Standar Internasional, BPN dan peta Bakosurtanal.
BM tidak hanya merupakan titik nol bagi ordinat da komponen harmonik pasang,
tetapi juga sebagai datum acuan standart bagi elevasi daratan (Bapak Warsito).
2.7 Energi Pasang Surut
Indonesia dengan luas perairan hampir 60% dari total luas wilayah sebesar 1.929.317 km2, Indonesia seharusnya bisa menerapkan teknologi alternatif ini. Apalagi dengan bentangan Timur ke Barat sepanjang 5.150 km dan bentangan Utara ke Selatan 1.930 km telah mendudukkan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Pada musim hujan, angin umumnya bergerak dari Utara Barat Laut dengan kandungan uap air dari Laut Cina Selatan dan Teluk Benggala. Di musim Barat, gelombang air laut naik dari biasanya di sekitar Pulau Jawa. Fenomena alamiah ini mempermudah pembuatan teknik pasang surut tersebut. Penerapannya di Indonesia bukanlah sesuatu yang mustahil. Tapi perlu ada master plan yang jelas untuk mewujudkannya. Karena ini dapat menjadi sumber energi alternatif potensial. Apalagi proses pembuatannya tidak merusak alam, melainkan ramah lingkungan. Tetapi sebelumnya, harus dilakukan sebuah riset yang berguna untuk mengukur kedalaman sepanjang garis pantai Indonesia. Sehingga dapat ditentukan di daerah mana saja yang layak. Bangsa Indonesia seharusnya menyadari bahwa alam menyediakan semua yang dibutuhkan. Hanya perlu kerja keras dan kebijakan yang memperhatikan sumber daya alam yang terbatas. Sehingga Indonesia tidak perlu risau akan cadangan energi (www.sinarharapan.co.id).
No comments:
Post a Comment