Monday, January 9, 2012

Pasang Surut

pplease, after reading an article or would leave this page, leave a comment .>.>. . . (^_^)
 
2.1  Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik menarik benda-benda dilangit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut dibumi. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2, kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari (Triatmodjo, 1999).
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya muka air laut yang disertai gerakan horisontal air lauut secara periodik. Gerakan horisontal air laut yng diakibatkan pasut yaitu dikenal dengan arus pasang surut atau arus pasut. Pasut laut terjadi diakibatkan adanya gaya tarik benda – benda luar angkasa, terutama bulan dan matahari (Nining, 2002).
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan Tperubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai wilayah ekologi laut yang khas. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak dan lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit (www.wikipedia.co.id).

2.2  Mekanisme terjadinya pasang surut
            Tinjau bumi yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air laut.Bumi dan bulan membentuk suatu sistem yang berevolusi terhadapa suatu sumbu bersama yang melalui suatu titik pusat massa bersama dengan periode 27,3 hari (Nining, 2002).
            Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera. Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (www.wikipedia.co.id).
Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang laut perbani (nead tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tiga perempat (www.wikipedia.co.id).

2.3  Pembangkitan Pasang Surut
Gaya – gaya pembangkit pasang surut ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari. Penjelasan terjadinya pasang surut dilakukan hanya dengan memandang suatu sistem bumi-bulan, sedang untuk sistem bumi-matahari penjelasannya adalah identik. Dalam penjelasan ini dianggap bahwa permukaan bumi yang apabila tanpa pengaruh gaya tarik bulan, tertutup secara merata oleh laut (bentuk permukaan air adalah bundar) (Triatmodjo, 1999).
Rotasi bumi menyebabkan elevasi muka air laut di khatulistiwa lebih tinggi dari pada di garis lintang yang lebih tinggi. Tetapi karena pengaruhnya yang seragam disepanjang garis lintang yang sama, sehingga tidak bisa diamati sebagai suatu variasi pasang surut. Oleh karena itu, rotasi bumi tidak menimbulkan pasang surut. Di dalam pasang surut ini bahwa bumi tidak berrotasi (Triatmodjo, 1999).
Pasang laut merupakan hsil dari gaya grafitasi dan efk sentrifugal. Efek sentrifgal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi bumi. Grafitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan leih kecil dai matahari,namun gaya grafitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam mebangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya grafitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut grafitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital Bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling erinteraksi laut, matahari, dan bulan pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai (id.wikipedia.org).

2.4  Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara umum pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan dalam 4 tipe yaitu :
2.4.1 Pasang Surut Harian Ganda (Semi Diurnal Tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat diselat Malaka sampai laut Andaman.
2.4.2 pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat Karimata.
2.4.3 pasang surut campuran condong keharian ganda (Mixed Tide Prevalling Semidiurnal)
Dalam satu hari terjad dua kali pasang san dua kali surut tetapi tinggi dan periodanya berbeda. Pasang surut jenis ini terdapat diperairan indonesia timur.
2.4.4 pasang surut campuran condong ke harian tunggal (Mixed Tide Prevalling Diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan perioda yang berbeda.pasang surut ini terdapat di selat Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat (Triatmodjo, 1999).



2.5 Pasang Surut Purnama dan Perbani
Proses terjadinya pasang surut purnama dan perbani ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Seperti telah dijelaskan didepan, dengan adanya gaya terikbulan dan matahari maka lapisan air yang semula berbentuk bola berubah menjadi ellips. Karena peredaran bumi dan bulan pada orbitnya, maka posisi bumi-bulan-matahari selalu berubah setiap saat. Revolusi bulan terhadap bumi ditempuh dalam waktu 29,5 hari (jumlah hari dalam satu bulan menurut kalender tahun kamariyah, yaitu tahun yang didasarkan pada peredaran bulan) (Triatmodjo, 1999).

2.6 Bench Mark
                     Bench Mark merupakan ketinggian yang dignakan sebagai titik acuan untuk menentukan titik nol palem (S0) pada saat pemasangan palem. Fungsinya untuk engkalibrasi hasil pengamatan pasang surut yang telah kita lakukan. Jadi BM adalah standar posisi dan elevasi. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari adanya peruahan posisi palem yang dipasang sehingga nilai kenaikan muka air laut yang diamati tidak bergeser dari osisi sebelumnya. Penentuan BM (Bench Mark) dapat menggunakan bangunan disekitar perairan yang minimal mempunyai ketinggian 80 cm. BM suatu perairan biasanya ditentukan menurut Standar Internasional, BPN dan peta Bakosurtanal. BM tidak hanya merupakan titik nol bagi ordinat da komponen harmonik pasang, tetapi juga sebagai datum acuan standart bagi elevasi daratan (Bapak Warsito).

2.7 Energi Pasang Surut

            Cadangan minyak bumi, gas alam dan batu bara akan habis dalam waktu dekat karena eksploitasi dilakukan tanpa perhitungan dan kontrol yang jelas. Lalu, energi alternatif apa yang bisa digunakan? Sejumlah pihak muncul dengan ide tenaga pasang surut air laut. Memang bukan teknologi baru, bahkan tergolong teknik paling tua yang pernah dipikirkan manusia. Namun, jenis teknologi ini ramah lingkungan dan tidak mempunyai ekses negatif. Dan yang terpenting, alam memberikannya secara gratis.
Indonesia dengan luas perairan hampir 60% dari total luas wilayah sebesar 1.929.317 km2, Indonesia seharusnya bisa menerapkan teknologi alternatif ini. Apalagi dengan bentangan Timur ke Barat sepanjang 5.150 km dan bentangan Utara ke Selatan 1.930 km telah mendudukkan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Pada musim hujan, angin umumnya bergerak dari Utara Barat Laut dengan kandungan uap air dari Laut Cina Selatan dan Teluk Benggala. Di musim Barat, gelombang air laut naik dari biasanya di sekitar Pulau Jawa. Fenomena alamiah ini mempermudah pembuatan teknik pasang surut tersebut. Penerapannya di Indonesia bukanlah sesuatu yang mustahil. Tapi perlu ada master plan yang jelas untuk mewujudkannya. Karena ini dapat menjadi sumber energi alternatif potensial. Apalagi proses pembuatannya tidak merusak alam, melainkan ramah lingkungan. Tetapi sebelumnya, harus dilakukan sebuah riset yang berguna untuk mengukur kedalaman sepanjang garis pantai Indonesia. Sehingga dapat ditentukan di daerah mana saja yang layak. Bangsa Indonesia seharusnya menyadari bahwa alam menyediakan semua yang dibutuhkan. Hanya perlu kerja keras dan kebijakan yang memperhatikan sumber daya alam yang terbatas. Sehingga Indonesia tidak perlu risau akan cadangan energi (www.sinarharapan.co.id).

 

No comments:

Post a Comment