Monday, February 7, 2011

KIMIA LINGKUNGAN
KIMIA AIR


please, after reading an article or would leave this page, leave a comment .>.>. . . (^_^)
 
Kimia air (aquatic chemistry):
  • Sungai, danau, laut, air tanah, air permukaan
  • Distribusi dan sirkulasi bahan kimia dlm perairan
  • Reaksi kimia dlm air
Air : - cair : laut dan samudra
- gas : uap air di atmosfer
- padat : es (kutub)

Air: 1. Air permukaan : danau, sungai, laut, mengandung banyak nutrisi
2. Air tanah (ground water) : terjadi proses penyaringan oleh tanah
Air yg digunakan adallah air permukaan tawar & air murni atau dr lautan.

Kebutuhan air meningkat : pertambahan populasi penduduk
Kenaikan taraf hidup : RT, industri, pertanian

SIFAT-SIFAT AIR
Air : penyusun > 70% bobot hampir semua kehidupan
Kehidupan pertama berasal dr air, shg air adl induk dr kehidupan.
Perbandingan sifat fisik air dgn zat lain

Titik lebur (oC)
Titik didih (oC)
Panas penguapan (kal/g)
Air
0
100
540
Metanol
- 98
65
263
Etanol
- 117
78
204
Propanol
- 127
97
164
Aseton
- 95
56
125
Heksana
- 98
69
101
Benzena
6
80
94
Kloroform
-63
61
59

Sifat khas air disebabkan oleh ikatan hidrogen yg terbentuk antar molekul shg air mempunyai gaya kohesi internal yg tinggi. Sbg contoh panas penguapan mrpk ukuran jml energi yg diperlukan utk mengalahkan gaya tarik menarik antar molekul yg berdekatan dan masuk ke fs gas.
Gaya tarik antar molekul air disebkan oleh struktur molekul air. Atim O mengalami hibridisasi orbital s dan p membentuk orbital sp3 yg berbentuk tetrahedral, dengan sudut HOH 104,5o. 2 lone pair electron menyebabkan atom O bermuatan negatif (-). Di samping itu elektronegativitas atom O jg relatif besar (3) sehingga cenderung menarik elektron dr H. akibatnya atom H bermuatan positif (+) sehingga molekul air membentuk dipol listrik dan bersifat polar. Akibat selanjutnya atom H yg bermuatan positif akan berikatan dgn atom O yg bermuatan positif dr molekul lain membentuk ikatan hidrogen.


Tiap molekul air maksimum dpt berikatan dgn 4 molekul air sekitarnya (masing2 1 utk tiap H dan 2 pada atom O). Energi ik H relatif kecil, 4,5 kkal/mol (ik kovalen)110 kal/mol). Waktu paruh ik H adl 10-9 dt shg air tidak bersifat kental.
Dlm air rata2 1 molekul air mengikat 3,4 molekul lain, & oleh krn air cenderung utk bergerak mk ikatan hodrogen terbentuk dan terputus secara terus menerus. Sedangkan dlm es 1 molekul air berikatan dgn 4 molekul lain. Kristal garam spt NaCl segera terlarut dlm air, tp tdk larut dlm pelarut organik spt kloroform. Kristal garam dipertahankan oleh interaksi elektrostatik antara ion Na+ dgn Cl-. Jika NaCl dimasukkan ke dlm air mk, kutub dipolar air akan tertarik kepd ion2 tersebut dan menariknya ke luar dr kisi kristal membentuk ion hidrat Na+ dan Cl-.

Sifat-Sifat Penting Air:
No
Sifat
Efek dan kegunaan
1
Pelarut yg sangat baik
Transport zat makanan dan sisa metabilisme yg dihasilkan proses biologis
2
Konstante dielektrik tinggi
Kelarutan dan ionisasi senyawa ionik tinggi
3
Tegangan permukaan tinggi
Faktor pengendali dlm sistem biologis, menetes (beda dgn minyak)
4
Transparan thd cahaya tampak & sinar dgn  > UV
Tdk berwarna, cahaya dpt mencapai kedalaman tertentu dlm badan air
5
Density tertinggi pd 4 oC
Es mengapung, tjd sirkulasi vertikal shg menghambat stratifikasi badan air
6
Panas penguapan tinggi
Perpindahan poanas dan molekul air antara atmosfer dan badan air
7
Kapasitas panas tinggi
Stabilisasi suhu biota dan suatu wilayah geografis
8
Panas fusi tinggi
Temperatur stabil pada titik beku
Sumber : manahan dan Rukaesih Achmad


SIFAT-SIFAT UNIK BADAN AIR
  1. KOMPOSISI KIMIAWI
Konsentrasi materi anorganik dalam air laut dan air alami umumnya sangat kecil, hanya beberapa anion dan kation yg konsentrasinya lebih dari 10-5 M.

Konsentrasi total bahan bahan organik dalam air alam antara 1 – 10 mg/L, sedang dlm air laut hanya 0,5 – 2,0 mg/L. perbandingan senyawa organik utama (protein, polisakarida dan humat) sama antara air alam dan air laut.
Untuk membedakan antara partikel terlarut dan tersuspensi biasanya dilakukan dgn cara menyaring mengunbakan kertas saring berdiameter 0,45 m. partikel yg dpt melewati kertas saring biasanya dsb terlarut, ttpi sulit untuk untuk mengelompokkan partikel berdasarkan ukurannya :
  1. ukuran partikel bervariasi dari skala nm (ion terhidrasi = beberapa Ao) sampai 100 m, partikel antara 1 nm sampai 1 m biasa dsb koloid.
  2. pd sat penyaringan, beberapa partikel yg lebih kecil dr pori dpt di tahan, tidak lolos krn tjd koagulasi pd permukaan kertas saring
dari keseluruhan unsur kimia yg ada, hanya 12 unsur merupakan komponen utama baik berupa partikel terlarut, koloid, tersuspensi, organik maupun anorganik yaitu H, Na, Mg, K, Ca, B, Al, C, Si, N, O, S, Cl. Meskipun unsur lain berada dlm jml kecil tetapi juga mempunyai fs penting misalnya essensial bagi kehidupan (Cu, Zn, Fe) atau toksik (Hg, Cd)

  1. REGULASI MAJOR ELEMENT DLM SISTEM AKUATIK
  1. STRATIFIKASI DANAU
Danau, laut, estuari tdk homogen secara vertikal, tetapi membentuk strata horizontal. Secara umum stratifikasi danau adalah sbb :
Bahan organik dan anorganik dari sungai dpt mengalami 3 kemungkinan :
      1. membentuk biomassa melalui fotosintesis
      2. keluar bersama aliran air
      3. tersedimentasi.
Bahan organik akan terdegradasi (oksidasi) dlm lapisan dalam yg memerlukan oksigen. Adanya gradien suhu dan density menyebabkan hanya tjd sedikit percampuran antara lapisan permukaan dengan lapisan dalam.

Produktivitas biologi
Dlm kebanyakan badan air, plankton dan bakteri merupakan penyusun utama biomassa. Krn pertumbuhan phytoplankton tergantung pd cahaya matahari mk biasanya terakumulasi pd bagian atas badan air. Zooplankton yg mengkonsumsi phytoplankton juga lebih terkonsentrasi di permukan atas.

Stratifikasi fisik
Pd bagian dalam danau (> 10 m), radiasi cahaya matahari sudah berkurang shg suhu badan air relatif stabil, sedangkan suhu di permukaan bervariasi tergantung musim. Densitas air tertinggi tjd pd suhu 4 oC shg air permukaan tidak bercampur dgn bagian dalam, shg seolah-olah danau terdiri dr 2 perairan yg berbeda.

Pertukaran materi antar lapisan/strata
Pertukaran materi antar strata tjd melalui difusi dan sedimentasi. Difusi mempengaruhi perpindahan materi terlarut atau koloid, untuk membentuk kesetimbangan. Difusi menyebabkan terjadinya pergerakan partikel terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Sedimentasi hanya terjadi satu arah dari atas ke bawah dan akan mengakumulasi bahan organik di dasar perairan.




  1. DISTRIBUSI MAJOR ELEMENT DLM SISTEM AKUATIK
  • Di permukaan, tjd pembentukan senyawa-senyawa teroksidasi melalui fotosintesis 9terutama O2) dan senyawa yg bersifat basa (OH-), yg akan menyebabkan berkurangnya Ca2+ dan HCO3- terlarut yg disebabkan oleh pengendapan CaCO3 pd pH tinggi.
  • Di dasar perairan terjadi proses oksidasi bahan organik melepaskan CO2 shg lingkungannya menjadi asam dan kondisinya kurang teroksidasi. Terjadi pengurangan oksidator spt O2 dan SO4 dan peningkatan molekul dalam bentuk tereduksi spt H2O, H2S, Mn(II) dan Fe(II). Juga tjd peningkatan Ca2+ dan HCO3- karena pelarutan endapan CaCO3 pd kjondisi asam.

Gradien redoks dan gradien asam-basa sangat berpengaruh di lingkungan, oksidator biasanya berada di lapisan atas badan air dekat dengan atmosfer (bagian lingkungan yg lebih teroksidasi). Dalam tanah dan sedimen, sisa2 organisme yang telah mati dan difusi oksidator O2 dan SO4 membentuk gradien redoks vertikal di mana bagian yg lebih tereduksi berada di bagian bawah, sedangkan bagian yg lebih teroksidasi berada di bagian atas. Shg di dlm tanah dan sedimen profil gradien redoks dan konsentrasi menjadi sangat tajam karena tidak adanya proses pencampuran. Dalam badan air sebaliknya gradien redoks sangat dipengaruhi musim, dan dipengaruhi oleh adanya proses biologis.

  1. REGULASI MINOR ELEMENT DALAM SISTEM AKUATIK
Proses utama yg mempengaruhi regulasi minor element dalam di perairan (air laut dan air tawar) adalah konsentrasinya dan reaktivitasnya dengan senyawa yang memiliki sisi oksigen. Kebanyakan unsur akan tereliminasi dari laut dan umumnya diakibatkan karena bereaksi dengan sisi oksigen dari suatu senyawa. Karena umumnya unsur minor tidak membentuk senyawa volatil, maka proses eliminasi terjadi melalui proses sedimentasi, melalui fiksasi unsur minor pada partikel atau koloid yang terbentuk dalam badan air maupun dari pelapukan tanah. Koloid dan partikel ini umumnya memiliki gugus fungsional yang mengandung oksigen seperti –COO- dan –OH-.
Pengikatan unsur minor pada koloid dan partikel lain yg diikuti dengan proses sedimentasi merupakan mekanisme utama dalam mekanisme regulasinya. Ikatan ini biasanya terjadi melalui adsorpsi pada permukaan partikel (kompleksasi permukaan). Cara lainya adalah dengan pembentukan kompleks dengan makromolekul organik, teradsorpsi pada partikel anorganik, masuk dalam tubuh mikroorganism (di permukaan) dan setelah mati ikut tersedimentasi bersama biomassa.

  1. KLASIFIKASI SPESIES KIMIA DALAM SISTEM AKUATIK BERDASARKAN SIFAT DAN FUNGSINYA
Berdasarkan sifat dan fungsinya spesies kimia di perairan dibagi mjd 3 :
    1. senyawa yg dibentuk dr unsur mayor mempengaruhi kondisi kimiawi perairan melalui 4 type reaksi dasar yaitu asam-basa, redoks, kompleksasi/adsorpsi, dan presipitasi
    2. sifat unsur minor tergantung pada keempat kondisi di atas
    3. beberapa unsur minor seperti Zn, Cu, Fe merupakan unsur penting dan keberadaannya merupakan faktor pembatas produktivitas dan mempertahankan kehidupan
Proses biologis tidak dapat mengubah proses termodinamika suatu spesies kimia, tetapi hanya mempercepat reaksi. Misalnya dalam pembentukan gas dari bahan terlarut.
SIFAT-SIFAT KIMIA BADAN AIR DAN ANALISIS AIR
Secara alamiah air tidak pernah dalam keadaan benar-benar murni. Ketika uap air di atmosfer mengembun/hujan akan menyerap debu dan gas. Ketika mengalir di tanah melarutkan batuan dan senyawa organik lain. Hasil degradasi dr bahan organik spt nitrit, nitrat dan amonia juga akan larut ke dalamnya (Achmad, R p 21)
97% air terdapat di lautan, hanya 2,5% terdapat sebagai air tawar. Tetapi 75% air tawar terdapat sebagai es. Hanya 1% air tawar yg terdapat di danau, tanah dan sungai, dan 24% berada sebagai air tanah. Pemanfaatan air oleh manusia pd th 1975-an adalah 4000 km3/th dan mencapai 6000 km3/th 2000-an. Shg penyediaan air tawar yg terus meningkat dan kualitas air menjadi masalah. Meskipun ketersediaan air dlm skala global sesungguhnya tidak ada masalah tetapi ketersediaan air bersih sat ini menjadi problem terutama di kota-kota besar. Jml penduduk yg besar dan penggundulan hutan adalah 2 hal yg berperan dalam keseimpangan supply dan demand air bersih.

Polusi air
Pemanfaatan air bersih oleh manusia telah m,enurunkan kualitas air yitu dgn masuknya zat-zat pencemar. Pd mulanya polusi air buykanlah suatu masalah yang berarti karena akan dinetralkan ketika mencapai laut, tetapi ketika populasi manusia semakin bertambah, sungai dan laut tidak mampu lagi untuk menawarkan polusi yg dihasilkan. Polusi air merupakan masuknya materi kimia, biologi atau fisika ke dalam badan air secara berlebihan shg membahayakan bagi kehidupan biota termasuk manusia. Cemaran biologis meliputi bakteri patogen, virus, parasit, sedangkan cemaran kimia diantaranya adalah logam berat, unsur radioaktif, pestisida dan ion2 hasil degradasi senyawa organik. Cemaran fisika yg paling umum adalah suhu air. di lingkungan industri air digunakan sebagai pendingin akibatnya suhu air menjadi meningkat ketika air pendingin tersebut di alirkan kembali ke alam. Beberapa pabrik/pembangkit dilakukan proses pendinginan sebelum dialirkan ke sungai/laut.





Polutan kimia utama di hidrosfer
Jenis polutan
Sumber
Keterangan
Radioaktivitas
Industri/pembangkit nuklir, transport bahan nuklir dan uji coba nuklir
Efek thd kesehatan masih di perdebatkan
Bahan organik
Pestisida limbah pertanian, limbah industri dan domestikpolusi minyak di laut krn kecelakaan tanker
Membahayakan kesehatan dan merusak ekosistem perairan
Logam berat
Limbah industri, pertanian, rumah tangga, bahan bakar
Hg, Cd dan Pb sangat toksik
Asam
Pertambangan, limbah industri, deposisi dari atmosfer
Membehayakan ekosisitem akuatik, melarutkan logam-logam toksik
Nutrien
Pupuk dan limbah rumah tangga
Senyawa pospor dan nitrogen menyebabkan eutrofikasi

Biochemical Oxygen Demand
Air limbah yang dibuang ke sungai atau laut merupakan sumber pencemaran. Karena efek pengenceran, Konsentrasi polutan akan semakin berkurang dengan semakin jauhnya dr sumber buangan. Bakteri dalam air akan mendegradasi polutan organik dgn menggunakan oksigen terlarut (DO). Jml oksigen yang diperlukan utk mendekomposisi bahan organik per satuan volume air dsbt Biochemical Oxygen Demand (BOD). BOD dapat dijadikan sebagai ukuran tingkat pencemaran bahan organik. Jika bahan organik terlalu banyak dapat menyebabkan DO terlalu rendah shg tidak dpt mendukung kehidupan. (Radojevic p 140).
(CH2O)n + nO2 nCO2 + nH2O
Secara lengkap, degradasi bahan organik terjadi melalui aktivitas respirasi bakteri, fungi, protozoa dan binatang adalah (Libes p 132):
(CH2O)106(NH3)16H3PO4­ + 138O2 106CO2 + 122H2 + 16HNO3 + H3PO4
Dekomposisi polutan organik terjadi segera setelah polutan tersebut masuk ke badan air/sungai. Lokasi disekitar sumber masukan limbah organik dsbt zona polusi yg ditandai dengan rendahnya DO dan tingginya BOD, lokasi yg agak jauh dr sumber pencemaran dsbt zona dekomposisi yg ditandai rendahnya/minimum DO, dan daerah yg paling jauh disbt zona recovery di mana DO relatif meningkat dan BOD menurun.

ANALISIS AIR
Analisis air : danau, sungai, laut, estuari, air minum, industri atau air limbah, air hujan.
Berikut ini adalah konsentrasi ion-ion utama dalam air laut (mg/kg), dan sungai (mg/L)
Ion air laut air sungai
HCO3- 140 17,9 – 183
SO4= 2649 0,44 – 289
Cl- 18980 2,60 – 133
NO3- 2 0,30 – 1,9
Ca2+ 400 5,40 – 94
Mg2+ 1272 0,50 – 30
Na+ 10556 1,60 – 124
K+ 380 0,00 – 11,8

Ada banyak metoda yg telah dikembangkan untuk analisis air. beberapa test kit yg dpt digunakan di lapangan telah tersedia misalnya untuk analisis nutrien (fosfat, nitrat, silikat) yg umumnya berdasarkan pada metode kolorimetri dan elektrokimia maupun alat pengukur pH, suhu, daya hantar listrik maupun DO. Metoda analisis yang sudah menjadi prosedur standar analisis air misalnya APHA (American Public Health Association).

Tujuan analisis, (Radojevic p 9)
Maksud analisis lingkungan air dbedakan mjd 2 :
  1. utk menentukan background/latar, alami, konsentrasi bahan kimia di lingkungan air (background monitoring)
  2. utk menentukan konsentrasi polutan (pollution monitoring)
Background monitoring digunakan dalm studi tentang proses2 yg terjadi dlm lingkungan perairan, namun dengan semakin bertambahnya pencemaran, menjadi sulit untuk menentukan kadar suatu bahan kimia di lingkungan alaminya. Tujuan pollution monitoring :
  1. mengidentifikasi adanya ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
  2. membandingkan dengan standr nasional atau internasional
  3. menginformasikan kualitas lingkungan dan meningkatkan kepedulian terhadap isu2 lingkungan
  4. memberikan masukan kepada pembuat kebijakan
  5. untuk meneliti kecenderungan terjadinya polusi dan mengidentifikasi masalah yg mungkin muncul di masa depan
  6. dll

Tipe analisis
Bahan kimia yg akan ditentukan dari suatu sampel dsbt analit (ion, unsur, senyawa, dll). sampel dianalisis, dan analit ditentukan. Ada 2 kategori analisis kimia :
  1. kualitatif : identifikasi analit : apa
  2. kuantitatif : jumlah analit : berapa
hasil analisis kuantitatif biasanya dinyatakan dalam konsentrasi yaitu banyaknya analit (gram atao mol) per satuan banyaknya sampel (gram atau liter). Analisis kualitatif bertujuan utk mengetahui misalnya apakah Hg ada dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif bertujuan mengetahui berapa banyak Hg dalam sampel tsb. Analisis kualitatif biasa digunakan untuk analisis rutin atau jika kadarnya cukup besar. Jika sampel tidak terdeteksi dalam analisis kualitatif bukan berarti tidak ada, tetapi mungkin kemampuan alat tidak mampu untuk mendeteksinya (ttd). Misalnya dalam analisis logam berat di laut seringkali tidak terdeteksi dengan alat AAS.

Pengambilan sampel dan penyimpanan
Jumlah sampel yg dikumpulkan tergantung pada jenis dan banyaknya analisis yg akan dilakukan. Analisis menyeluruh paling tidak memerlukan 2L air, sedang jika hanya akan menganalisis satu atau beberapa unsur saja, dpt diambil lebih sedikit sampel. Wadah yg akan digunakan tergantung jenis analisis dapat berupa plastik atau gelas. Untuk analisi DO diperlukan beberapa botol dengan volume tertentu pada saat pengambilan sampel.
Sampel yg diambil hanya berlaku untuk saat dan tempat di mana sampel diambil. Survay lebih menyeluruh memerlukan analisis secara temporal dan spatial (ulangan dan variasi lokasi). Komposisi sampel mungkin juga berubah selama transportasi dan penyimpanan yang disebabkan oleh aktivitas bikimia.
Air permukaan lebih mudal dalam pengambilan sampel dan tidak memerlukan alat yg spesifik tetapi utk mengambil sampel air pada kedalaman tertentu memerlukan alat selang dengan pompa atau dengan alat seperti gbr berikut :


Analisis paling baik jika dilakukan sesegera mungkin setelah pengambilan sampel, tetapi hal; ini kadang tidak memungkinkan sehingga diperlukan langkah pengawetan sampel. Misalnya untuk analisis DO memerlukan pengawet yg harus langsung ditambahkan di lapangan. Utk analisis nutrient (N & P) harus segera dilakuakan analisis karena adanya aktivitas metabolisme oleh mikroorganisme. Jika tidak langsung dianalisi harus dilakukan dengan cara (Radijevic p 153) :
  1. refrigerasi, menurunkan kecepatan reaksi biokimiawi tetapi tidak menghilangkan reaksi kimia maupun aktivitas bakteri. Kec reaksi pd 4 oC ¼ kali pada 25 OC.
  2. dibekukan, menghilangkan aktivitas bakteri dan reaksi kimia
  3. pengasaman, menurunkan aktivitas bakteri
  4. penambahan bakterisida, menghilangkan aktivitas mikroorganisme, misal kloroform dan Hg(II)klorida
Filtrasi
Filtrasi digunakan utk memisahkan partikel terlarut dgn partikel tersuspensi. Beberapa masalah dlm filtrasi :
  1. lolosnya partikel tak larut melalui kertas saring. Prosedur standar filtrasi mengunakan kertas saring dgn diameter pori 0,45 m. partikel koloid dan polimer tertentu dpt lolos
  2. kontaminasi, partikel/bahan dlm kertas saring terlarut dalam sampel dan ikut tersaring. Masalah muncul pd saat analisis tracew metal dalam sampel yg relatif bersih. Kertas saring dicuci asam terlebih dulu
  3. adsorbsi pd kertas saring
dalam analisis logam pengasaman dilakukan setelah filtrasi. Jika dilakukan sebelum filtrasi partikel logam yg tdk larut dapat larut dlm sampel. Utk sampel yg akan disimpan lebih baik difiltrasi terlebih dulu utk menghilangkan bahan biologis yg dpt bereaksi dgn analit.



MANGROVE’S LIVE

MANGROVE’S LIVE
please, after reading an article or would leave this page, leave a comment .>.>. . . (^_^)
    1. LATAR BELAKANG
Hampir 70 % bagian bumi terdiri atas lautan. Laut yang memilki luas lebih besar daripada daratan ini merupakan tempat hidup dari berbagai makhluk hidup, dimana keanekaragaman didalamnya belum banyak diketahui. Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang berhabitat di laut. Tumbuhan yang banyak hidup didasar laut umumnya didominasi oleh tumbuhan tingkat rendah, sementara tumbuhan tingkat tinggi hanya beberapa spesies yang mampu hidup dan beradaptasi dengan lingkungn tersebut.
Tumbuhan tersebut banyak dikenal sebagai lamun, sedangkan untuk tumbuhan tingkat rendah adalah alga atau seaweed. Tumbuhan yang tumbuh di daerah pantai yang berlumpur biasanya adalah bakau (mangrove).
Wlash (1974) mengatakan bahwa sekitar 60-70 % garis pantai di daerah tropis ditumbuhi oleh mangrove. Mangrove ini hidup di dengan substrat yang berkadar garam tinggi, mempunyai sedikit kandungan oksigen serta memilki bentuk perakaran yang khas.
Biologi laut, yakni ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut mulai dari pantai,permukaan laut sampai dasar laut yang terjeluk sekalipun. Salah satu contoh dari biota laut adalah tumbuh-tumbuhan yang merupakan produsen yang sesungguhnya,artinya biota ini mampu membuat zat-zat organik yang majemuk dari senyawa-senyawa anorganik yang sederhana yang terlarut dalam air. Di laut,tumbuh-tumbuhan pemegang peranan utama penghasil makanan primer adalah mereka yang mengapung, khususnya fitoplankton,sedangkan di darat sebaliknya,tumbuh-tumbuhan melekat atau tumbuh-tumbuhan berakar yang memegang peranan penting.Sebagian besar tumbuhan yang hidup di dasar laut adalah tumbuhan tingkat rendah.Tumbuhan tingkat tinggi yang mampu hidup dan beradaptasi dengan lingkungan tersebut hanya beberapa soecies. Tumbuhan itu lebih sering disebut dengan lamun (sea grass),sedangkan tumbuhan tingkat rendah yaitu alga (seaweed) serta tumbuhan yang tumbuh di daerah pantai berlumpur adalah mangrove.
Untuk tumbuhan pantai seperti bakau (mangrove) salah satu cara untuk beradaptasi terhadap substrat yang kandungan garamnya tinggi dan sedikit mengandung oksigen adalah pada bentuk perakarannya yang khas. Bakau mempunyai sejumlah bentuk khusus yang memungkinkan mereka untuk hidup di perairan lautan dangkal yaitu berakar pendek,menyebar luas dengan akar penyangga atau tudung akarnya yang khas tumbuh dari batang dan atau dahan.
Hutan mangrove sering juga disebut sebagai hutan bakau, hutan payau atau hutan pasang surut, merupakan suatu ekosistem peralihan antara darat dan laut. Terdapat di daerah tropik atau sub tropik disepanjang pantai yang terlindung dan di muara sungai. Hutan mangrove merupakan ciri khas ekosistem daerah tropis dan sub tropis. Hutan mangrove merupakan komunitas tumbuhan pantai yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut sesuai dengan toleransinya terhadap salinitas, lama penggenangan, substrat dan morfologi pantainya. Sebagai daerah peralihan antara darat dan laut, ekosistem mangrove mempunyai gradien sifat lingkungan yang berat, sehingga hanya jenis tertentu yang memiliki toleransi terhadap kondisi lingkungan seperti itulah yang dapat bertahan dan berkembang.
2.1. PENGERTIAN MANGROVE
Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove (Macneae, 1968). Adapun dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan untuk menunjuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut.(Dahuri, 2001).
Menurut Snedaker (1978), hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Adapun menurut Aksornkoe (1993), hutan mangrove adalah tumbuhan halofit (tumbuhan yang hidup pada tempat-tempat dengan kadar garam tinggi atau bersifat alkalin) yang hidup disepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.(Romimohtarto, 2001).
Kata "mangrove" berarti tumbuhan tropis beserta komunitasnya yang tumbuh di zona intertidal. Zona intertidal adalah kawasan dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti pantai, estuari, lagun dan tepi sungai. Secara umum mangrove adalah pohon dan semak-semak yang tumbuh dibawah level air tertinggi pada pasang di musim semi. (Nybakken, 1992).
Hutan mangrove sering juga disebut sebagai hutan bakau, hutan payau atau hutan pasang surut, merupakan suatu ekosistem peralihan antara darat dan laut. Terdapat di daerah tropik atau sub tropik disepanjang pantai yang terlindung dan di muara sungai. Hutan mangrove merupakan ciri khas ekosistem daerah tropis dan sub tropis. Hutan mangrove merupakan komunitas tumbuhan pantai yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut sesuai dengan toleransinya terhadap salinitas, lama penggenangan, substrat dan morfologi pantainya. Sebagai daerah peralihan antara darat dan laut, ekosistem mangrove mempunyai gradien sifat lingkungan yang berat, sehingga hanya jenis tertentu yang memiliki toleransi terhadap kondisi lingkungan seperti itulah yang dapat bertahan dan berkembang (Nontji, 1993).
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Acapkali disebut pula hutan pantai, hutan pasang-surut, hutan payau, atau hutan bakau. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar. Biasanya ditempat yang tak ada muara sungainya, hutan mangrove terdapat agak tipis, namun pada tempat yang mempunyai muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, mangrove biasanya tumbuh meluas. Mangrove tidak tumbuh di pantai yang terjal dan berombak besar dengan arus pasang surut yang kuat karena hal ini tak memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur dan pasir, substrat yang diperlukan untuk pertumbuhannya. (Nontji, 1993).
Ekosistem mangrove yang terjadi karena perpaduan antara habitat-habitat yang bertentangan adalah unik. Untuk menghadapi lingkungan yang unik ini jasad-jasad yang hidup di lingkungan ini telah mengembangkan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang unik tersebut. Kemampuan adaptasi ini dapat dilihat pada sejumlah jenis mangrove yang termasuk kedalam suku yang berbeda. Misalnya, meskipun di lingkungan ini banyak air tetapi tercampur air asin sehingga sulit untuk digunakan oleh tumbuh-tunbuhan. Untuk memecahkan masalah ini hampir semua tumbuh-tumbuhan mangrove mempunyai kutikula yang tebal untuk menyimpan air. Beberapa di antaranya mampu menyerap air laut dan membuang garamnya melalui kelenjar pembuang garam, seperti Achanthus ilicifolius dan Avicennia app. Selain itu mangrove mempunyai sifat lain seperti stomata yang membenam. Sifat-sifat yang berkaitan dengan penyimpanan air selain oleh asinnya air disekitar sistem akar, mungkin juga diakibatkan sengatan matahari yang tajam, suhu tinggi, dan angin yang keras. (Nybakken, 1992).
Hutan mangrove mempunyai arti yang sangat penting, dimana berbagai jenis hewan laut hidup dikawasan ini dan sangat bergantung pada eksistensi hutan mangrove. Perairan mangrove berfungsi sebagai tempat asuhan berbagai jenis hewan akuatik yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti ikan, udang dan kerang-kerangan. Disamping itu hutan mangrove juga memberikan sumbangan yang penting terhadap ekosistem perairan pantai melalui luruhan daunnya yang gugur berjatuhan kedalam air. Luruhan daun mangrove ini merupakan sumber bahan organik yang penting dalam rantai makanan di dalam lingkungan perairan yang dapat mencapai 7 sampai 8 ton perhektar pertahun. Kesuburan perairan sekitar kawasan mangrove kuncinya terletak pada masukan bahan organik yang berasal dari guguran daun ini. Hancuran bahan-baqhan organik kemudian menjadi bahan makanan penting bagi cacing, crustacea dan hewan-hewan lainnya. Fungsi lain dari hutan mangrove adalah melindungi garis pantai dari erosi, dimana akar-akarnya yang kuat dapat meredam pengaruh gelombang serta dapat pula menahan lumpur sehingga hutan mangrove bisa meluas.(Nontji, 1993).
2.2. SISTEM PERAKARAN MANGROVE
Karena sifat lingkungannya keras, misalnya genangan pasang-surut air laut, perubahan salinitas yang besar, perairan yang berlumpur dan anaerobik, maka pohon-pohon mangrove telah beradaptasi untuk itu baik secara morfologi maupun fisiologi. Adaptasi tersebut antara lain dapat terlihat dalam sistem perakaran yang khas mangrove. Perakaran ini berfungsi antara lain untuk membantu mangrove bernafas dan tegak berdiri. Ada jenis-jenis yang mempunyai akar horizontal di dalam tanah dan disana-sini mencuat keluar, tegak bagaikan tonggak-tonggak tajam seperti pada api-api (Avicennia). Ada pula yang akarnya tersembul kepermukaan dan melengkung bagaikan lutut seperti pada tanjang (Bruguiera). Selain itu ada pula yang akar-akarnya mencuat dari batang, dan bercabang-cabang mengarah kebawah dan menggantung kemudian masuk ketanah seperti pada bakau (Rhizophora).(Tomlinson, 1986).
Tanah habitat mangrove menjadi anaerobik (tanpa udara) ketika terendam air. Beberapa spesies mangrove mengembangkan karakteristik sistem akar, disebut akar aerial, cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik. Akar aerial adalah akar yang mengarah ke udara sedikitnya selama setengah hari, terkadang sehari penuh. Akar aerial berfungsi sebagai pertukaran gas dan penyimpanan udara untuk pernafasan selama terendam air.(Tomlinson, 1986)
Beberapa variasi morfologi akar yang ada pada mangrove dapat digolongkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu :
  1. Akar tunjang (Still roots)
Akar tujang yang merupakan karakteristik dari Rhizopora adalah mungkin merupakan hal yang paling mencolok dan paling familiar dari seluruh akar mangrove. Akar ini tumbuh dari batang utama dan cabang terendah dari Rhizopora dan tumbuh ke bawah menuju substrat. Bagian akar yang berada di atas permukaan tanah ini berfungsi dalam pertukaran gas, sedangkan yang berada di bawah permukaan tanah berfungsi dalam transport air dan sebagai penyokong. (Romimohtarto, 2001).
  1. Pneumatophor
Pneumatophor adalah akar tegak yang menonjol secara vertikal dari batang akar subterranean dan subaerial yang terlihat. Peranan utama dari pneumatophor adalah untuk pertukaran gas. (Romimohtarto, 2001).
  1. Akar lutut (Knee roots).
Akar lutut adalah bagian yang termodifikasi dari batang akar yang berada di bawah permukaan dan merupakan karakteristik yang terdapat pada sejumlah spesies dari Brugueira dan Ceriops. (Romimohtarto, 2001).
  1. Akar papan (Buttress roots)
Akar papan adalah akar berkelok-kelok yang tumbuh secara radial dari batang utama, dan meluas secara vertikal dengan aktifitas kambium yang eksentrik pada keseluruhan panjangnya sampai merata, berbentuk lembaran seperti strukturnya. (Romimohtarto, 2001).
2.3. KOMPONEN – KOMPONEN MANGROVE
Mangrove meliputi bermacam-macam jenis dari tumbuhan yang beradaptasi dengan lingkungannya. Tomlinson (1986) mengklasifikasi spesies mangrove menjadi 3 kelompok : komponen mayor; komponen minor dan kumpulan mangrove.
a. Komponen Mayor
Tumbuhan yang berkembang secara morfologi seperti sistem akar aerial dan mekanisme fisiologi pengeluaran garam untuk beradaptasi dengan lingkungan mangrove, secara taksonomi terisolasi dari terestrial, hanya dapat ditemukan di hutan mangrove dan tegak.(Dahuri, 2001).
  1. Komponen Minor (Tumbuhan pantai)
Tumbuhan ini tidak menarik perhatian, mengelilingi habitatnya dan jarang yang berbentuk tegak.(Dahuri, 2001).
c. Kumpulan asosiasi
Tumbuhan ini tidak pernah tumbuh di komunitas mangrove sejati dan terdapat di tumbuhan terestrial.(Dahuri, 2001)
Mangrove di Indonesia dikenal mempunyai keragaman jenis yang tinggi, seluruhnya tercatat sebanyak 89 jenis tumbuhan, 35 jenis diantaranya berupa pohon dan selebihnya berupa terna (5 jenis), perdu (9 jenis), liana (9 jenis), epifit (29 jenis), dan parasit (2 jenis). Beberapa contoh yang berupa pohon antara lain, bakau(Rhizophora), api-api (Avicennia), pedada (Sonneratia), tanjang (Bruguiera), nyirih (Xylocarpus), tengar (Ceriops), buta-buta (Excoecaria). (Nontji, 1993).
2.4. MORFOLOGI DAN FISIOLOGI MANGROVE

2.4.1. Sistem Akar

Tanah habitat mangrove menjadi anaerobik (tanpa udara) ketika terendam air. Beberapa spesies mangrove mengembangkan karakteristik sistem akar, disebut akar aerial, cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik. Akar aerial adalah akar yang mengarah ke udara sedikitnya selama setengah hari, terkadang sehari penuh (Gill dan Tomlinson, 1975). Akar aerial berfungsi sebagai pertukaran gas dan penyimpanan udara untuk pernafasan selama terendam air.(Tomlinson, 1986).

2.4.2. Buah-buahan

Semua spesies mangrove menghasilkan buah yang biasanya tersebar di air. Spesies mangrove membentuk buah-buahannya seperti silindris, bola, kacang, dsb.
  • Rhizophoraceae (Rhizophora, Bruguiera, Ceripos, and Kandelia) membentuk buah silindris (tongkat).
  • Avicennia (buahnya berbentuk kacang), Aegiceras (buahnya berbentuk silindris) dan Nypa
  • Sonneratia and Xylocarpus, buahnya berbentuk bola
  • Untuk kebanyakan spesies mangrove lainnya mempunyai buah berbentuk kapsul.(Tomlinson, 1986).

2.4.3. Kelenjar Garam

Beberapa spesies mangrove mengembangkan sistem yang cocok untuk kondisi salinitas yang tinggi, seperti organ sekresi tertentu yang disebut kelenjar garam. Avicennia, Aegiceras, Acanthus dan Aegialitis mengontrol keseimbangan garam dengan mengeluarkan garam dari kelenjar garam tersebut (Tomlinson, 1986). Kelenjar garam sangat berlimpah di permukaan daun. Biasanya terlihat garam kristal di permukaan daunnya. Spesies lainnya, Rhizopora, Bruguiera, Ceriops, Sonneratia dan Lumnitzera mengontrol keseimbangan garam dengan jalan sebaliknya, yaitu dengan merontokkan daunnya yang tua berisi akumulasi garam, atau dengan menggunakan tekanan osmotik pada akar. Namun secara mendetail hal ini belum dapat dijelaskan.(Kitamura,1997).
2.5. REPRODUKSI MANGROVE
Reproduksi tumbuhan mangrove terjadi secara seksual, yakni dengan adanya bunga berkelamin satu maupun poligami, sehingga memerlukan serangga, burung atau angin untuk membantu penyerbukan. Dalam kondisi habitat yang berat seperti diterangkan di atas, sangat sulit bagi tumbuhan mangrove untuk berkembangbiak sebagaimana tumbuhan darat biasa. Suatu penyesuaian perkembangbiakannya adalah yang disebut viviparitas (viviparity), yakni bahwa bijinya tumbuh menjadi tumbuhan muda selagi masih melekat pada tumbuhan induknya. Saat lepas dari induknya ia akan menancap pada substrat dengan hipokotil (hypocotyl) yang seperti paku tajam. Adaptasi semacam ini terdapat pada kebanyakan jenis mangrove seperti Rhizophora spp, Bruguiera spp, Ceriops spp, dll. (Romimohtarto, 2001).
2.6. BENTUK – BENTUK ADAPTASI MANGROVE
Terdapat dua macam adaptasi mangrove, yakni secara morfologi dan secara anatomi. Sebagai tumbuhan yang hidup di perairan yang bersalinitas tinggi, ia memiliki cara untuk beradaptasi sehingga disebut tumbuhan fakultatip halopit. Adapun cara adaptasinya adalah sebagai berikut :
  • Pada umumnya memiliki kutikula pada permukaan tumbuhan yang tebal untuk menyimpan air
  • Mempunyai stomata yang membenam, sehingga mengurangi penguapan air.
  • Mampu menyimpan garam dalam jaringan yang relatif lengai (inert) seperti kulit pohon atau daun tua, contoh spesiesnya adalah : exoecaria spp dan bruguiera spp.
  • Mampu menahan masuknya garam dari air laut ke dalam akar, karena sifat inilah tumbuhan jenis ini dinamakan “penolak garam” atau salt excluder, contoh spesiesnya adalah : rhizophora spp dan sonneratia spp
  • Mampu menyerap garam melalui akarnya dan kemudian mengeluarkannya melalui kelenjar yang terdapat pada daun (gland salt) sehingga membentuk kerak kristal garam pada permukaan daun, contoh spesiesnya adalah : avicennia spp, acanthus spp, dan aegiceras spp.
  • Beberapa diantaranya membentuk tunas vegetatif untuk menghadapi kekeringan. (romimohtarto, 2001).
Membanjirnya air pasang menggenangi substrat dan mempersukar tumbuh-tumbuhan biasa untuk hidup disini. Tetapi mangrove merah (Rhizophora spp) mempunyai akar tunggang (prop root) untuk menunjang tegaknya pohon mangrove tersebut. Meskipun demikian tumbuh-tunbuhan ini tentunya pernah mengalami kekurangan air. Ini terbukti dengan dipunyainya tunas vegetatif yang memiliki sifat-sifat tumbuh-tumbuhan yang menyesuikan diri untuk menghadapi kekeringan.(Dahuri, 2001).
Mangrove juga hidup di tanah yang miskin zat asam, sedangkan zat asam dari tanah diperlukan untuk respirassi akar. Sebagai penyesuaiaan hidup anaerobik, akar yang terkhususkan yang disebut akar nafas (pneumathophore) tumbuh dipermukaan tanah. Pada Avicennia spp.mereka seperti pensil dan Sonneratia spp.mereka tumpul. Untuk keperluan yang sama Bruguirea spp.mempunyai akart lutut (knee root).(Dahuri, 2001).
2.7. PERSEBARAN ATAU DISTRIBUSI MANGROVE
Ada kira-kira 70 species mangrove sejati (komponen mayor dan minor). Empat puluh spesies dapat ditemukan di Asia Tenggara (15 spesies terdapat di Africa dan 10 spesies terdapat di America). Menurut Soemodihardjo (1993), ada 15 famili, 18 genus dan 41 spesies dari true mangrove dan 116 rekanan mangrove di Indonesia. Jumlah mangrove di Indonesia menurun sangat cepat karena dipengaruhi oleh pengunaan lahan dan sumberdaya yang berlebihan yang diakibatkan oleh peningkatan populasi di kawasan pantai.(Dahuri, 2001).
2.8. MANFAAT MANGROVE
Hutan mangrove mempunyai arti yang sangat penting, dimana berbagai jenis hewan laut hidup dikawasan ini dan sangat bergantung pada eksistensi hutan mangrove. Perairan mangrove berfungsi sebagai tempat asuhan berbagai jenis hewan akuatik yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti ikan, udang dan kerang-kerangan. Disamping itu hutan mangrove juga memberikan sumbangan yang penting terhadap ekosistem perairan pantai melalui luruhan daunnya yang gugur berjatuhan kedalam air. Luruhan daun mangrove ini merupakan sumber bahan organik yang penting dalam rantai makanan di dalam lingkungan perairan yang dapat mencapai 7 sampai 8 ton perhektar pertahun.(Dahuri, 2001).
Kesuburan perairan sekitar kawasan mangrove kuncinya terletak pada masukan bahan organik yang berasal dari guguran daun ini. Hancuran bahan-baqhan organik kemudian menjadi bahan makanan penting bagi cacing, crustacea dan hewan-hewan lainnya. Fungsi lain dari hutan mangrove adalah melindungi garis pantai dari erosi, dimana akar-akarnya yang kuat dapat meredam pengaruh gelombang serta dapat pula menahan lumpur sehingga hutan mangrove bisa meluas.(Nontji, 1993).
Dari pokok pohon mangrove dapat dihasilkan beberapa kegunaan yakni:
1. Produksi Kayu
Penebangan pohon mangrove untuk kayu batangan atau kayu tiang banyak dilakukaan di Malaysia.(Dahuri, 2001).
2. Produksi Nibung
Pada transisi antara mangrove dan hutan dataran terdapat nibung (Oncosperma tigillrum). Pohon ini digunakan dalam bentuk batangan untuk bahan tiang berbagai bangunan seperti kelong, tiang jetti, dan tiang dok.(Dahuri, 2001).
3. Produksi Arang dan Kayu Bakar
Untuk membuat arang kayu, mangrove dipotong dan dikuliti sebelum diarangkan, sementara kayu bakar tidak perlu dikuliti. Jenis produk ini adalah Rhizophora apiculata.(Dahuri, 2001).
4. Produksi Kulit Kayu
Kulit dari pohon mangrove terutama dari marga Rhizophora, Bruguirea dan Ceriops tagal, dimanfaatkan untuk diekstrak teninnya. Tenin ini dapat digunakan untuk mengawetkan jaring dan layar.(Dahuri, 2001).
2.9. PARAMETER LINGKUNGAN
ada tiga parameter lingkungan utama yang menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan mangrove yaitu :
  1. Suplai air tawar dan salinitas.
Ketersediaan air tawar dan konsentrasi kadar garam (salinitas) mengendalikan efisiensi metabolik dari ekosistem hutan mangrove. Ketersediaan air tawar tergantung dari frekuensi dan volume air dari sistem sungai dan irigasi dari darat, frekuensi dan volume air pertukaran dari pasang surut dan tingkat evaporasi dan atmosfer.(Romimohtarto, 2001).
  1. Pasokan nutrien.
Pasokan nutrien bagi ekosistem mangrove ditentukan oleh berbagai proses yang terkait, meliputi input dari ion-ion mineral anorganik dan bahan organik serta pendaur-ulangan nutrien secara internal melalui jaring-jaring makanan berbasis detritus. Konsentrasi relatif dan nisbah optimal dari nutrien yang diperlukan untuk pemeliharaan produktivitas ekosistem mangrove ditentukan oleh : frekuensi, jumlah dan lamanya penggenangan oleh air asin, dan oleh air tawar dan dinamika sirkulasi internal dari kompleks detritus. (Romimohtarto,2001).
  1. Stabilitas substrat.
Kestabilan substrat, rasio antara erosi dan perubahan letak sedimen diatur oleh velositas air tawar, muatan sedimen, semburan air pasang surut dan gerak air. Arti penting dari perubahan sedimentasi terhadap spesies hutan mangrove tergambar dari kemampuan hutan mangrove untuk menahan akibat yang menimpa ekosistemnya. Pokok-pokok perubahan sedimentasi dalam ambang batas kritik meliputi: pengumpulan sedimen yang diikuti dengan kolonisasi oleh hutan mangrove, nutrien, bahan pencemar dan endapan lumpur yang dapat menyimpan nutrien dan menyaring bahan beracun (Romimohtarto,2001).

REFERENSI
Dahuri, Rokhim, Dr. Ir. H. M.S, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT.Pradnya Pramita.
Kitamura.S,et.al.1997. Handbook of Mangroves In Indonesia. Tokyo : JICA
Nontji,A.1993. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan.
Nybakken,J.W.1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Romimohtarto,K dan Juwana,Sri.2001. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan.
Tomlinson,P.B.1986. The Botany of Mangrove. London : Cambridge University Press